Cari Blog Ini

Jumat, 16 Desember 2011

METODE PEMBELAJARAN PAI


BAB I
PENDAHULUANA.

A.    Latar Belakang
Pendidikan agama merupakan bagian penting dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil. Agama islam sebagai bagian dari sejumlah agama didunia,merupakan agama yang mempunyai pandangan hidup bahwa dunia adalah sesuatu yang fana dan permaianan belaka. Manusia beragama akan lebih mementingkankehidupan akhirat sehingga ia akan menjadikan dunia ini sebagai lapangan kebajikan untuk memperoleh kehidupan yang sempurna di akhirat kelak.Salah satu jalan untuk mencapai kehidupan kamil ini adalah dengan adanya pendidikan agama, lebih khusus yakni pendidikan agama islam sebagai agama yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun demikian realitanya menunjukkan adanya kegagalan pendidikan agama islam di lingkungan kita.
Pendidikan agama islam sebagai bagian dari pendidikan agama merupakan salah satu bagian dalam mencapai tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia yang kamil.

Pendidikan sebagai transfer of know ledge merupakan mata tombak utama dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam al-Quran dan al-Hadits sebagai sumber utama ajaran agama islam. Dimana dengan adanya pendidikan ini maka ajaran-ajaran agama dapat diwariskan kepada generasi berikutnya dan benar-benar terinternalisasi dalam diri generasi mendatang.Salah satu alat pendidkan agama islam yakni metode pendidikan agama islam.Yang mana dengan menggunakan metode yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam. Dengan mengetahui metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menyampaikan materi-materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai dengan lebih mudah
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) mempunyai peran yang sangat strategisdalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Mereka diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para siswa agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah figur yang utama dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta perilaku akhlakul karimah melalui berbagai model pembelajaran yang dikembangkan di sekolah. Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasahalan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang Agama Islam.´ Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI (Saepul Hamdani, 2003: 1)
Seperti halnya metode pembelajaran agama Islam yang selama ini lebih ditekankan pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perilaku keseharian), akibatnya siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam materi PAI yang menyebabkan tidak adanya motivasi siswa untuk belajar materi PAI. Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan pendidikan agama Islam, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan teknik-teknik mengajar yang baik agar ia mampu menciptakan suasana pengajaran yang efektif dan efisien atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Saepul Hamdani, 2003: 1).
Melihat kenyataan yang ada di lapangan, sebagian besar teknik dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru kita tampaknya lebih banyak menghambat untuk memotivasi potensi otak. Sebagai contoh, seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi dan mentaati segala perlakuan gurunya. Dan yang lebih parah lagi adalah fakta bahwa semua yang dipelajari di bangku sekolah itu ternyata tidak integratif dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan tak jarang realitas sehari-hari yang mereka saksikan bertolak belakang dengan pelajaran di sekolah. Budaya dan mental semacam ini pada gilirannya membuat siswa tidak mampu mengaktivasi kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki keberanian menyampaikan pendapat, lemah penalaran dan tergantung pada orang lain (Indra Djati, 2003: 24).
Untuk memilih metode dan teknik yang digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode dan teknik yang akan dipergunakan, dan teknik tersebut harus dapat memotivasi serta memberikan kepuasan bagi anak didiknya seperti hasil atau prestasi belajar siswayang semakin meningkat

B.     Rumusan Masalah
1.              Apakah yang di maksud dengan metode pembelajaran Pendidikan agamaIslam (PAI)
2.      Mengapa metodologi merupakan hal yang sangat penting dalamPendidikan Agama Islam (PAI)
3.      Sebutkan Metode-Metode Pendidikan Agama Islam (PAI)
4.      Apa Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran dalam pendidikanagama islam (PAI)
2.              Untuk mengetahui sebagaimana pentingnya metodologi pendidikan agamaislam (PAI)
3.      Untuk Mengetahui Metode-Metode Pendidikan Agama Islam (PAI)
4.      Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama
Secara harfiah kata metode adalah dari kata method´ yang berarti cara kerja ilmu pengetahuan manakala kata metodologi (methodology)´ adalah penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ilmiah. Menurut Al-Toumy Al-Syaibany metodologi adalah jalan yang dilalui atau diikuti untuk memberi paham kepada murid terhadap segala macam pelajaran dalam semua mata pelajaran. Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu, ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi, yaitu metodologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam pekerjaan mendidik.
Pendidikan Islam merangkum metodologi pendidikan yang tugas dan fungsinya adalah memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan Islam tersebut. Pelaksanaannya dalam ruang lingkup proses pendidikan yang berada dalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.Dari uraian tersebut di atas, Al-Toumy Al-Syaibany (1980:399) memahaminya bahwa metodologi pendidikan pembelajaran Islam adalah segala segi kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran agama seperti akidah, akhlak, tauhid, fiqhi dan sebagainya. Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi (pengajaran) Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan Islam. Konsep metode, fungsi dan perananya dalam proses pendidikan amatlah penting untuk menentukan dan menyampaikan cara atau jalan dalam mengajar, pikiran, pengetahuan, maklumat, keterampilan, pengalaman dan sikap untuk ditransferkan dari pengajar (guru) kepada pelajar (siswa).
Di antara sesuatu hal yang harus dimiliki oleh guru dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai guru adalah menguasai metode pengajaran atau metodologi. Untuk itu pemilihan metode yang tepat sangat diharapkan agar siswa memiliki gairah dan minat dalam menerima pelajaran yang disampaikan.Oemar Hamalik berpendapat bahwa :
Seorang guru adalah sebagai pembimbing yang dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat´(2002:89).

Pengertian tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa antara metode dan mengajar tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Para tokoh pendidikan juga tak pernah melepaskan sorotannya pada masalah metode mengajar. Berikut akan dikemukakan beberapa di antaranya:
1.      M.Atiyah al Abrasy mengemukakan bahwa:Metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberi paham kepada murid-murid dalam segala macam pelajaran. Metode merupakan rencana yang kitabuat untuk diisi sebelum memasuki kelas.(1980 :551).
2.      Abd Rahim Ghunaimah mengemukakan ³Metode adalah cara-cara yang praktis yang menyalurkan tujuan-tujuan dengan maksud pengajaran (1980 :504).
3.      Al Jumbalathy mengemukakan bahwa ³Metode adalah cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan maksud ke otak murid´ (1980: 267).Menilik berbagai pendapat di atas, maka akan diperoleh gambaran bahwa metode belajar yang efektif yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mengubah tingkah lakunya, kecerdasan dan kreatifitas berpikirnya melalui prosesdiskusi atau perdebatan di dalam kelas, yang memberi kesempatan untuk membantah,memecahkan, mengeluarkan pendapat dan mempertahankannya, sehinggamenumbuhkan kreatifitas berpikir dan berbicara yang baik bagi siswa.Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surah an-Nahl (16)125 yang berbunyi :
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ  
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dengan metode belajar yang diberikan akan mengajak dan membiasakan siswa untuk bersikap analisis dan deskriptif terhadap masalah-masalah yang ada. Dengan metode belajar yang efektif dapat membiasakan siswa bersikap mandiri dan aktif dalam proses belajar mengajar. Dan diharapkan dapat menjadi salah satu model mengajar yang efektif dan efesien.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, baik masalah pribadi maupun kemasyarakatan, juga dapat berakibat positif bagi siswa terutama untuk melatih mereka aktif dalam diskusi kelompok dengan mengemukakan dan kebebasan berpikir tetapi terkontrol dengan baik.Pentingnya kedudukan metode mengajar dalam proses pendidikan, ilmu pendidikan dan pekerjaan mengajar, maka para pendidik menaruh perhatian besar. Itulah sebabnya masalah metode mengajar ini diterapkan sebagai satu bagian dari ilmu pendidikan yang dikenal dengan istilah metodelogi.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks(prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.
a.       Metode Coorperative Learning Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif  lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.
b.      Metode Direct Learning Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif  jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
c.       Metode Problem Based Learning Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ø  Pendidikan agama merupakan bagian penting dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil.
Ø  Menurut Al-Toumy Al-Syaibany metodologi adalah jalan yang dilalui atau diikuti untuk memberi paham kepada murid terhadap segala macam pelajaran dalam semua mata pelajaran.
Ø  Oemar Hamalik berpendapat bahwa : Seorang guru adalah sebagai pembimbing yang dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.
Ø  Pendidikan Islam merangkum metodologi pendidikan yang tugas dan fungsinya adalah memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan Islam tersebut.












DAFTAR PUSTAKA

v  Al-Qur’an al-karim.
v  Pusat Kurikulum Depdiknas. 2004.Standar Kompentensi Mata Pelajaran Agama Islam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyyah. Jakarta. Depdiknas.
v  Jamali,Muhammad Fadhil,Dr.,Al-Falsafah al Tarbiyah fi Al-Qur’an, dar al Kitab al Jadid, Libanon,t.t.
v  Darajat,dkk.,Zakiah,Dr.,Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta. 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar