Cari Blog Ini

Sabtu, 27 Agustus 2022

Perkembangan Motorik Anak

 Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Terdapat beberapa tahap perkembangan pada Si Kecil, salah satunya adalah perkembangan motorik. Perkembangan motorik anak merupakan salah satu aspek yang perlu Bunda perhatikan agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Dalam tulisan ini, Bunda akan belajar tentang apa saja tahap perkembangan motorik, contoh-contohnya, serta bagaimana melatih hal tersebut. Mari kita mulai.



Apa itu Perkembangan Motorik Anak dan Mengapa Penting?

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan motorik anak sejalan dengan kematangan saraf dan ototnya, sehingga setiap gerakan merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan halus.

  • Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan anak dengan melibatkan kelompok otot-otot besar, seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak. Contoh gerakan motorik kasar anak adalah merangkak, berlari, melompat, melempar, dan lainnya.
  • Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh anak, seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan. Contoh gerakan motorik halus anak adalah mencoret kertas, menggambar, menggoyangkan jempol, dan menyusun balok menjadi menara. Selain motorik, kegiatan ini juga termasuk dalam perkembangan kognitif balita.

Perlu diketahui bahwa perkembangan motorik setiap anak tidak sama, tetapi tergantung pada proses kematangan masing-masing anak. Hal ini penting untuk diperhatikan agar segala keterlambatan atau gangguan pada perkembangan motorik anak bisa segera terdeteksi dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.

Mengapa perkembangan motorik sangat penting? Setidaknya ada beberapa alasan, di antaranya:

  • Mampu meningkatkan perkembangan kognitif (kecerdasan) anak
  • Membangun rasa percaya diri dan kemandirian pada anak
  • Meningkatkan tingkat fokus anak terhadap suatu objek
  • Mampu merangsang kreativitas dan imajinasi yang luas
  • Membantu mempererat hubungan orangtua dan anak

Tahapan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Perkembangan motorik anak terbagi ke dalam beberapa tahapan usia, yaitu:

1. Usia 0-3 Bulan

Ketika memasuki usia 3 bulan, Si Kecil akan belajar untuk mengangkat kepala dan dadanya dari lantai. Pada usia ini, Si Kecil masih menggenggam erat jemarinya. Untuk melatih motorik halusnya, Bunda dapat memberikan benda yang dapat digenggam Si Kecil, memberikan sentuhan halus pada jarinya, atau menyilangkan tangan Si Kecil untuk menguatkan otot lengannya.

2. Usia 4-6 Bulan

Pada usia ini, Si Kecil mulai bisa memiringkan badannya ke kanan dan kiri, tengkurap, menggulingkan badan, serta menggunakan tangan untuk membantunya duduk. Sementara itu, Si Kecil akan mulai mengeksplorasi mainan dengan menggenggam serta menggapainya, dan hal ini menunjukkan perkembangan motorik halus Si Kecil.

3. Usia 7-9 Bulan

Si Kecil sudah terlihat lebih kuat dengan kemampuan meraih mainan sendiri tanpa jatuh. Selain itu, Ia sudah bisa merangkak, duduk, dan belajar berdiri sendiri. Sementara motorik halusnya terus berkembang dengan kemampuan menggapai mainan dengan dua tangan, serta mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

4. Usia 10-12 Bulan

Pada rentang usia 10-12 bulan, motorik kasar Si Kecil semakin meningkat, yang dimana ia sudah pandai berdiri dan melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Selain itu, ia juga sudah mampu duduk tanpa topangan di belakangnya dan memutar kepala tanpa kehilangan keseimbangan.

Sedangkan tanda berkembangnya motorik halus Si Kecil dapat Bunda lihat dari cara Si Kecil mempertahankan keseimbangan dengan posisi duduknya, saat ia melempar bola, dan bertepuk tangan.

5. Usia 1-2 Tahun

Di usia ini, motorik kasar Si Kecil terus berkembang, yang dimana ia sudah mampu berjalan dengan baik, berjalan mundur, naik tangga, menarik dan mendorong benda berat, serta berdiri di kursi tanpa pegangan. Begitu juga dengan kemampuan motorik halusnya, Si Kecil sudah dapat menyusun menara dari balok, mencoret-coret, dan belajar melepas pakaiannya.

6. Usia 2-3 Tahun

Pertumbuhan fisik Si Kecil semakin kuat di usia ini. Dan motorik kasar Si Kecil terus meningkat, yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menaiki tangga, menendang bola, membuka dan memakai pakaian sendiri, memungut dan membawa benda kecil dengan mudah.

Selain itu, kemampuan motorik halusnya juga semakin berkembang, yang dimana ia sudah dapat menggunting kertas, membuat lingkaran serta mencoret sesuai keinginan, dan banyak lainnya.

7. Usia 3-4 Tahun

Pada usia ini Si Kecil sudah bisa berjalan dengan mengayunkan tangan, mampu menuruni tangga dengan dua kaki. Selain itu, peningkatan motorik kasar Si Kecil ditunjukkan dengan kemampuannya dalam berdiri di salah satu kaki selama 5-10 detik, melompat, dan memanjat.

Sementara itu, motorik halus si Kecil pun ikut menunjukan kemajuan, yang dimana Si Kecil sudah pandai meronce, menyusun puzzle, dan menuangkan cairan ke dalam botol dengan hati-hati, serta banyak lainnya.

Cara Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak

Kendati Si Kecil secara bertahap akan melalui fase-fase perkembangan motorik, Bunda yang ikut mendampingi pasti akan menambah rasa percaya diri dan kasih sayang dalam diri Si Kecil. Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menstimulasi motorik Si Kecil, yaitu:

1. Melatih Tengkurap

Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar Si Kecil adalah dengan melatih Si Kecil untuk tengkurap. Pada usia 6 minggu hingga 1 bulan, Bunda harus menahan bagian kepala dan leher ketika menggendong Si Kecil.

Sekitar usia 1-3 bulan, sesekali membalikkan badan Si Kecil atau membuatnya tengkurap untuk melatih kekuatan otot lehernya. Selain itu, Si Kecil akan belajar mengangkat kepala dan dada bertumpu pada kedua tangannya dan dengan sendirinya ia akan belajar tengkurap. Gerakan ini diperlukan untuk melatih otot-otot leher Si Kecil.

2. Melatih Merangkak

Selain tengkurap, Bunda juga dapat menstimulasi perkembangan motorik kasar Si Kecil dengan melatihnya untuk merangkak. Setelah Si Kecil mulai belajar tengkurap, di usia sekitar 6 bulan, Si Kecil akan mulai mencoba berguling-guling dan merangkak agar bisa berpindah tempat.

Bunda bisa mendorong atau menstimulasinya dengan memperlihatkan mainan agar Si Kecil tertarik menghampiri sambil merangkak. Tempatkan pula bantal sebagai penghalang untuk melatih ketangkasan dan rasa percaya diri Si Kecil ketika merangkak.

3. Melatih Duduk

Cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar anak selanjutnya adalah melatih Si Kecil untuk duduk. Tahapan melatih duduk pada Si Kecil di sekitar usia 4-7 bulan, tepatnya saat Si Kecil sudah bisa berguling-guling dan menahan kepala dengan kuat. Di usia 8 bulan, bahkan Si Kecil sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan.

Untuk melatih posisi duduk, Bunda bisa meletakkan mainan di lantai, lalu mainan diangkat sehingga Si Kecil mendongakkan kepala mengikuti gerakan tangan ibu. Selain itu, Bunda juga dapat mendudukkan Si Kecil, kemudian tempatkan mainannya di sekitar Si Kecil tetapi di luar jangkauannya, sehingga ia akan mencoba meraih mainan tersebut.

4. Melatih Berjalan

Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar anak yang terakhir adalah dengan melatih Si Kecil untuk berjalan. Ketika Si Kecil sudah usia 9-12 bulan, maka ia akan belajar melangkah untuk pertama kali. Sebelum berjalan, pada usia 8 bulan Si Kecil akan mencoba fase berdiri dengan berpegangan pada benda-benda yang berada di sekitarnya.

Bunda dapat melatih Si Kecil dengan cara memegang kedua tangannya atau memberi alat bantu berjalan seperti mainan yang bisa didorong dan sejenisnya. Ajari pula Si Kecil untuk menekuk lutut agar ia bisa mencoba duduk kembali usai berdiri atau berjalan. Si Kecil akan mulai berdiri ketika kakinya sudah kuat menopang tubuhnya saat berjalan.

Demikianlah tahapan perkembangan motorik anak berdasarkan usianya dan cara untuk menstimulasi motoriknya. Selain itu, perlu Bunda ketahui bahwa jika motorik kasar Si Kecil terus berkembang, maka secara tidak langsung motorik halusnya juga berkembang.

Meski demikian, Bunda juga perlu menstimulasi motorik halus Si Kecil, supaya jemarinya dapat berfungsi dengan baik. Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar