Berterima kasihlah pada diririmu sendiri
Siapa tak kenal Badrun , santri koplo yang satu ini
memang seneng bikin ulah (usil tur blarah ) , kali ini yang jadi korban
adalah teman karibnya sendiri ,Senthot ,
Malam itu Senthot sendirian menggigil di dalam kamarnya, tubuhnya terbungkus
entah berapa lembar kain sarung, maklum tidak punya yang namanya selimut.Badrun
yang saat itu lagi asyik cangkruk di warung kopi dengan rokok bolotannya kaget
ketika ada yang datang memberitahu bahwa Senthot sakit. Bergegas ia bangkit
setelah tak lupa menyelipkan satu batang rokok ditelinganya, sedikit berlari
dia langsung menuju ke kamar Senthot.
Di dalam kamar Senthot sendirian, tubuhnya menggigil
dan sesekali terguncang terbatuk-batuk.
“Aduh kasihan” kata Badrun sambil menyentuh dahi
Senthot.
“Ke kamar Tamu...eh Kamar Sakit, yuk!”pinta Badrun
“Nggak usah, biar disini saja !” tolaknya lirih.
Badrun yang iba melihat keadaan karibnya itu tanpa
basa-basi langsung mengangkat tubuh Senthot menuju kamar sakit, sedang teman
yang lain membawa bantal dan sarung.
Sesampainya di sana tubuh Senthot di baringkan di
atas alas sarung dan berselimut sarung, lalu Badrun pergi meninggalkan Senthot
dengan teman-teman yang lain. Tak berselang lama Badrun datang dengan membawa
semangkuk mie goreng, segelas susu hangat dan tak lupa sebungkus rokok. Ia
bangunkan Senthot dan langsung di suapi dengan mie hingga ludes tak tersisa
kemudian minum susu.
Mungkin karena kekenyangan Senthot langsung tertidur
pulas.Keesokan harinya Senthot sudah kelihatan segar kembali, sambil
senyum-senyum ia menghampiri Badrun yang lagi nyantai di depan kamarnya.
“Terma kasih banyak ya Drun, kamu memang sobatku yang
paling baik plus pengertian banget”.
“Terma kasih untuk apa?” tanya Badrun heran
“Itu...tuh, yang tadi malam” jawab Senthot
“O...mie, susu, rokok itu ya?!”
“Iya...dan pokoknya semua kebaikanmu Drun!”
“Kenapa harus berterima kasih pada saya?” tanya
Badrun berlagak heran
“Trus kalau
bukan pada kamu lalu pada siapa lagi Drun???”
“Ya berterima kasihlah pada dirimu sendiri!” kata
Badrun enteng
“Lho kok.......” Senthot nggak mudeng apa maksud
temannya itu
“Iya, karena semua yang kamu makan, yang kamu minum,
dan juga rokoknya, tadi malam itu saya masukkan dalam daftar bon kamu sendiri
di warung, Thot-Senthot!!”
“Oalah, begitu ya..... kok tego Druuun-Drun!!!”
Dan Senthot langsung ngelonyor pergi.
Imam Kabur
Dalam setiap kegiatan tiap pesantren pasti mempunyai
ciri khusus sebagai tanda waktu di mulainya, seperti bunyi bel saat akan di
laksanakannya sholat berjama’ah.
Suatu hari saat akan di laksanakan sholat jama’ah
Ashar seluruh santri sudah pada berkumpul di Masjid, waktu sudah sore sedang
Kyai belum juga datang untuk mengimami.
Dari sekian banyak santri, mungkin Badrun yang paling nggak sabaran menunggu,
akhirnya cuek saja dia sholat sendirian di shof paling depan. Melihat Badrun
sholat, kontan santri yang lain ikutan sholat menjadi makmum di belakang
Badrun.
Sholat berjama’ah berlangsung khusyu’, namun di
tengah-tengah sholat terdengar bel di bunyikan, Badrun yang waktu itu menjadi
imam kaget dan takut, “jangan-jangan Kyai datang...” pikirnya dalam hati.
Kemudian secara diam-diam dia pergi begitu saja meninggalkan jama’ah padahal
waktu itu sedang sujud. Seorang makmum yang persis di belang Imam mengangkat
sedikit kepalanya, karena dia berpikir ini Imam sujudnya kok lama banget.
Betapa kaget dan herannya dia karena tidak mendapati sang Imam di tempatnya,
secara spontan dia berteriak “ Imamnya hilang, lari, kabuur!!!” karuan saja
masjid menjadi gaduh karena ada sebagian makmum yang langsung membatalkan
sholatnya, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mereka ngomong “Iya Imamnya
menghilang, Imamnya lari” bahkan yang tadinya khusyu’ dan berniat meneruskan
sholatnyapun ikut-ikutan tertawa melihat kejadian tersebut.
Biar Syaitan Sakit Perut
Sistem pengajaran klasikal yang di terapkan oleh sebagian
pesantren kadang meninggalkan kesan santai namun mampu menghidupkan daya
imajinasi santri untuk menelaah kembali mata pelajaran lebih dalam sesuai
tingkat kemampuan masing-masing.
Malam itu seperti biasa pengajian
di mulai selepas jama’ah, pak Ustadz duduk di tengah di kelilingi para santri.
Dalam salah satu keteranganya pak Ustadz menjelaskan, bahwa syaitan ikut makan
kepada orang yang makan tanpa menyebut Asma Allah ( tidak baca Bismillah ), dan
minum bersama orang yang minum tanpa membaca Bismillah. Badrun begitu antusias
mengikuti pengajian, kadang dia manggut-manggut sendiri dan kadang juga
senyum-senyum.
Setelah selesai pengajian Badrun
langsung menuju ke dapur di belakang pondok, dia persiapkan semua keperluan dan
langsung memasak tanpa bantuan dari teman-temannya. Setelah semuanya tersaji,
dia panggil semua bolo-kurowonya untuk makan bersama.
“Woww....hebat kamu Drun!!!”
teriak teman-temannya kegirangan melihat nampan penuh nasi yang masih mengepul
dan sambal Terong di atas cobek besar.
“Makan besaaarr...” celetuk yang
lain.
Acara makan bersama di mulai,
masing-masing berlomba untuk mendapatkan suapan yang paling banyak. Kadangkala
ada yang mendesis menahan pedasnya sambal.
“Sambelnya gualak man!”. Hanya
sekejap nampan sudah kembali bersih seperti habis di cuci.Muka mereka semua
kelihatan memerah menahan pedas, keringat keluar dengan deras, dan mulut
mendesis-desis.
“Drun, mana minumnya?” tanya
Senthot sambil menarik lengan Badrun yang lagi mengemasi barang-barang.
“Santai saja” kata Badrun.
“Ayo cepat Drun sudah nggak tahan
nich!” kata yang lain sambil mengipasi mulutnya dengan ujung sarungnya.
“Begini ya...” kata Badrun
memulai pidatonya. “Masih ingat keterangan pak Ustadz tadi khan? Nah sekarang
kita kerjain syaitan. Saya yakin kalian semua tidak ada yang baca Bismillah
waktu makan tadi, iya khan?” tanya Badrun.
“ Iya, nggak sempat Drun, habis
masakanmu menggoda iman sich!”.
“Bagus!!!” kata Badrun
“Lho kok malah bagus?!” semua
terheran-heran.
“Iya, masakan ini kan pedas, jika
tadi nggak baca Bismillah berarti syaitan kan ikutan nimbrung makan sama
kita-kita. Nah, sekarang kalau mau minum semua harus baca Bismillah biar
syaitan nggak ikut minum” jelasnya
“Terus...?”
“Ya biar syaitannya sakit perut
karena kepedasan nggak dapat minum!” Ha...ha...ha...
Raja
Kentut.
Kisah ini terjadi pada salah satu kelas di sekolah
non formal, tersebutlah disana ada seorang pelajar yang hobinya kentut bahkan
mungkin menjadi aktifitas sehari-hari, ia mampu mempermainkan bunyi kentut dari
mulai Doo, Ree, Miii, sampai siii, kentutnya terkadang tidak bersuara tetapi
baunya keseantero jagad, namun namanya juga kentut, berbau ataupun tidak bau,
bersuara ataupun nyaris tak bersuara tetap mengganggu. Seperti Shodik (si raja
kentut) yang senangnya mempermainkan kentut, tidak boleh melihat teman-temannya
berkumpul, mesti bom atomnya diledakan “Broooooot Preeeeeet Tettttttt.” Teman-temannya banyak yang menyangka
kelepnya sudah sooaak jadi kentutnya bisa di permainkan. Dan teman-temannya
sering memarahi dan memakinya, tetapi tetap saja ia tak ambil pusing,
sampai-sampai Ahmad kejang-kejang jika dikentuti Shodik, bahkan ada yang
membuat teman-temannya merasa malu sekali, waktu bertemu dirumah salah seorang
temannya Shodik tak bisa menahan kentutnya, ketika sedang asyik-asyiknya
ngobrol ia mengeluarkan kentut “brot-brot”. Padahal Ibu temannya sedang ikut
berkumpul dan langsung menyingkir, pokoknya memalukan deh, walaupun dia raja
kentut tetapi temannya tetap menyukainya, karena si Shodik orangnya baik,
walaupun penyakitnya tidak bisa hilang.
Si
Ahmad, ingin sekali membalas Shodik, pada suatu hari ia melihat si Shodik
sedang asyik menyalin pelajaran dari buku temannya yang dipinjam karena kemarin
ia tidak masuk sekolah alias bolos, sedang serius-seriusnya Shodik menulis
Ahmad mendekatinya perlahan-lahan, sampai tidak menimbulkan suara, setelah
dekat, Ahmad yang telah mempersiapkan kentutnya dengan makan bodin alias
singkong setengah matang dan tidak ke WC selama dua hari, langsung melepaskan
granatnya tepat diwajah Shodik, setelah Ahmad menahan napas langsung di
keluarkan “Duwooot preeet.......”suara kentut si Ahmad lancar keluar dan so’
pasti baunya ih amiiiit amiiiit, Shodik yang sedang serius merasa terganggu
juga, “sialan loe” gue lagi asyik nulis lo kentuti “awas gue balas loe” ancam
Shodik. Karuan saja kelas menjadi gaduh mendengar Ahmad ngentuti Shodik, semua
teman-temannya tertawa terbahak-bahak dan berkata “rasain lo emangnya enak
dikentutin, kamu tidak kapok sih ngentutin orang, sekarang di balas” ujar
teman-temannya, Shodik bukan sadar malah tetap mengancam “awas loe Ahmad gue
balas” “balas saja yang penting aku puas”, kata Ahmad sambil terus nyelonong ke
kantin.
Setelah
suara bel tanda masuk kelas berbunyi seluruh siswa bergegas kembali ke lokalnya
masing-masing termasuk teman-temannya Shodik, hanya Ahmad yang belum masuk
kelas, sementara Shodik yang tidak ke kantin karena ingin membalas Ahmad terus
saja melihat pintu bagai macan kelaparan ingin menerkam mangsa.
Tak
berapa lama kemudian, terdengar langkah kaki menuju kelas, si raja kentut
mengira bahwa yang datang tak lain si Ahmad, maka bergegas Shodik lari ke pintu
naik ke atas kursi kemudian ia nungging dan mempersiapkan kentutnya yang belum
pernah keluar, ia siapkan kentut yang paling dahsyat. “assalamu’alaikum”
terdengar suara orang memberi salam, karena Shodik mengira yang datang adalah
Ahmad langsung tanpa basa-basi Shodik mengeluarkan bom atumnya yang paling
dahsyat.” Broooooooot prepettttt tetttttteeeeeteeet
bos.......priiit............! “ ini pembalasan ku “teriak Shodik dengan
lantangnya, “ini balasannya “ kata orang yang basu masuk sambil menjewer kuping
Shodik, “kok saya punya murid seperti ini, sekarang kamu berdiri di pojok
dengan kaki satu” omelnya, ternyata yang masuk bukannya Ahmad akan tetapi
Gurunya. Kapoook, rasain bikin ulah terus sih.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar