Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Desember 2011

CERITA LUCU


Berterima kasihlah pada diririmu sendiri

Siapa tak kenal Badrun , santri koplo yang satu ini memang seneng bikin ulah (usil tur blarah ) , kali ini yang jadi korban adalah  teman karibnya sendiri ,Senthot , Malam itu Senthot sendirian menggigil di dalam kamarnya, tubuhnya terbungkus entah berapa lembar kain sarung, maklum tidak punya yang namanya selimut.Badrun yang saat itu lagi asyik cangkruk di warung kopi dengan rokok bolotannya kaget ketika ada yang datang memberitahu bahwa Senthot sakit. Bergegas ia bangkit setelah tak lupa menyelipkan satu batang rokok ditelinganya, sedikit berlari dia langsung menuju ke kamar Senthot.
Di dalam kamar Senthot sendirian, tubuhnya menggigil dan sesekali terguncang terbatuk-batuk.
“Aduh kasihan” kata Badrun sambil menyentuh dahi Senthot.
“Ke kamar Tamu...eh Kamar Sakit, yuk!”pinta Badrun
“Nggak usah, biar disini saja !” tolaknya lirih.
Badrun yang iba melihat keadaan karibnya itu tanpa basa-basi langsung mengangkat tubuh Senthot menuju kamar sakit, sedang teman yang lain membawa bantal dan sarung.
Sesampainya di sana tubuh Senthot di baringkan di atas alas sarung dan berselimut sarung, lalu Badrun pergi meninggalkan Senthot dengan teman-teman yang lain. Tak berselang lama Badrun datang dengan membawa semangkuk mie goreng, segelas susu hangat dan tak lupa sebungkus rokok. Ia bangunkan Senthot dan langsung di suapi dengan mie hingga ludes tak tersisa kemudian minum susu.
Mungkin karena kekenyangan Senthot langsung tertidur pulas.Keesokan harinya Senthot sudah kelihatan segar kembali, sambil senyum-senyum ia menghampiri Badrun yang lagi nyantai di depan kamarnya.
“Terma kasih banyak ya Drun, kamu memang sobatku yang paling baik plus pengertian banget”.
“Terma kasih untuk apa?” tanya Badrun heran
“Itu...tuh, yang tadi malam” jawab Senthot
“O...mie, susu, rokok itu ya?!”
“Iya...dan pokoknya semua kebaikanmu Drun!”
“Kenapa harus berterima kasih pada saya?” tanya Badrun berlagak heran
 “Trus kalau bukan pada kamu lalu pada siapa lagi Drun???”
“Ya berterima kasihlah pada dirimu sendiri!” kata Badrun enteng
“Lho kok.......” Senthot nggak mudeng apa maksud temannya itu
“Iya, karena semua yang kamu makan, yang kamu minum, dan juga rokoknya, tadi malam itu saya masukkan dalam daftar bon kamu sendiri di warung, Thot-Senthot!!”
“Oalah, begitu ya..... kok tego Druuun-Drun!!!”
Dan Senthot langsung ngelonyor pergi.



Imam Kabur

Dalam setiap kegiatan tiap pesantren pasti mempunyai ciri khusus sebagai tanda waktu di mulainya, seperti bunyi bel saat akan di laksanakannya sholat berjama’ah.
Suatu hari saat akan di laksanakan sholat jama’ah Ashar seluruh santri sudah pada berkumpul di Masjid, waktu sudah sore sedang Kyai belum juga datang  untuk mengimami. Dari sekian banyak santri, mungkin Badrun yang paling nggak sabaran menunggu, akhirnya cuek saja dia sholat sendirian di shof paling depan. Melihat Badrun sholat, kontan santri yang lain ikutan sholat menjadi makmum di belakang Badrun.
Sholat berjama’ah berlangsung khusyu’, namun di tengah-tengah sholat terdengar bel di bunyikan, Badrun yang waktu itu menjadi imam kaget dan takut, “jangan-jangan Kyai datang...” pikirnya dalam hati. Kemudian secara diam-diam dia pergi begitu saja meninggalkan jama’ah padahal waktu itu sedang sujud. Seorang makmum yang persis di belang Imam mengangkat sedikit kepalanya, karena dia berpikir ini Imam sujudnya kok lama banget. Betapa kaget dan herannya dia karena tidak mendapati sang Imam di tempatnya, secara spontan dia berteriak “ Imamnya hilang, lari, kabuur!!!” karuan saja masjid menjadi gaduh karena ada sebagian makmum yang langsung membatalkan sholatnya, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mereka ngomong “Iya Imamnya menghilang, Imamnya lari” bahkan yang tadinya khusyu’ dan berniat meneruskan sholatnyapun ikut-ikutan tertawa melihat kejadian tersebut.
   


Biar Syaitan Sakit Perut


Sistem pengajaran klasikal yang di terapkan oleh sebagian pesantren kadang meninggalkan kesan santai namun mampu menghidupkan daya imajinasi santri untuk menelaah kembali mata pelajaran lebih dalam sesuai tingkat kemampuan masing-masing.
Malam itu seperti biasa pengajian di mulai selepas jama’ah, pak Ustadz duduk di tengah di kelilingi para santri. Dalam salah satu keteranganya pak Ustadz menjelaskan, bahwa syaitan ikut makan kepada orang yang makan tanpa menyebut Asma Allah ( tidak baca Bismillah ), dan minum bersama orang yang minum tanpa membaca Bismillah. Badrun begitu antusias mengikuti pengajian, kadang dia manggut-manggut sendiri dan kadang juga senyum-senyum.
Setelah selesai pengajian Badrun langsung menuju ke dapur di belakang pondok, dia persiapkan semua keperluan dan langsung memasak tanpa bantuan dari teman-temannya. Setelah semuanya tersaji, dia panggil semua bolo-kurowonya untuk makan bersama.
“Woww....hebat kamu Drun!!!” teriak teman-temannya kegirangan melihat nampan penuh nasi yang masih mengepul dan sambal Terong di atas cobek besar.
“Makan besaaarr...” celetuk yang lain.
Acara makan bersama di mulai, masing-masing berlomba untuk mendapatkan suapan yang paling banyak. Kadangkala ada yang mendesis menahan pedasnya sambal.
“Sambelnya gualak man!”. Hanya sekejap nampan sudah kembali bersih seperti habis di cuci.Muka mereka semua kelihatan memerah menahan pedas, keringat keluar dengan deras, dan mulut mendesis-desis.
“Drun, mana minumnya?” tanya Senthot sambil menarik lengan Badrun yang lagi mengemasi barang-barang.
“Santai saja” kata Badrun.
“Ayo cepat Drun sudah nggak tahan nich!” kata yang lain sambil mengipasi mulutnya dengan ujung sarungnya.
“Begini ya...” kata Badrun memulai pidatonya. “Masih ingat keterangan pak Ustadz tadi khan? Nah sekarang kita kerjain syaitan. Saya yakin kalian semua tidak ada yang baca Bismillah waktu makan tadi, iya khan?” tanya Badrun.
“ Iya, nggak sempat Drun, habis masakanmu menggoda iman sich!”.
“Bagus!!!” kata Badrun
“Lho kok malah bagus?!” semua terheran-heran.
“Iya, masakan ini kan pedas, jika tadi nggak baca Bismillah berarti syaitan kan ikutan nimbrung makan sama kita-kita. Nah, sekarang kalau mau minum semua harus baca Bismillah biar syaitan nggak ikut minum” jelasnya
“Terus...?”
“Ya biar syaitannya sakit perut karena kepedasan nggak dapat minum!” Ha...ha...ha...    

                                    Raja Kentut.
            Kisah ini terjadi pada salah satu kelas di sekolah non formal, tersebutlah disana ada seorang pelajar yang hobinya kentut bahkan mungkin menjadi aktifitas sehari-hari, ia mampu mempermainkan bunyi kentut dari mulai Doo, Ree, Miii, sampai siii, kentutnya terkadang tidak bersuara tetapi baunya keseantero jagad, namun namanya juga kentut, berbau ataupun tidak bau, bersuara ataupun nyaris tak bersuara tetap mengganggu. Seperti Shodik (si raja kentut) yang senangnya mempermainkan kentut, tidak boleh melihat teman-temannya berkumpul, mesti bom atomnya diledakan “Broooooot Preeeeeet  Tettttttt.” Teman-temannya banyak yang menyangka kelepnya sudah sooaak jadi kentutnya bisa di permainkan. Dan teman-temannya sering memarahi dan memakinya, tetapi tetap saja ia tak ambil pusing, sampai-sampai Ahmad kejang-kejang jika dikentuti Shodik, bahkan ada yang membuat teman-temannya merasa malu sekali, waktu bertemu dirumah salah seorang temannya Shodik tak bisa menahan kentutnya, ketika sedang asyik-asyiknya ngobrol ia mengeluarkan kentut “brot-brot”. Padahal Ibu temannya sedang ikut berkumpul dan langsung menyingkir, pokoknya memalukan deh, walaupun dia raja kentut tetapi temannya tetap menyukainya, karena si Shodik orangnya baik, walaupun penyakitnya tidak bisa hilang.
            Si Ahmad, ingin sekali membalas Shodik, pada suatu hari ia melihat si Shodik sedang asyik menyalin pelajaran dari buku temannya yang dipinjam karena kemarin ia tidak masuk sekolah alias bolos, sedang serius-seriusnya Shodik menulis Ahmad mendekatinya perlahan-lahan, sampai tidak menimbulkan suara, setelah dekat, Ahmad yang telah mempersiapkan kentutnya dengan makan bodin alias singkong setengah matang dan tidak ke WC selama dua hari, langsung melepaskan granatnya tepat diwajah Shodik, setelah Ahmad menahan napas langsung di keluarkan “Duwooot preeet.......”suara kentut si Ahmad lancar keluar dan so’ pasti baunya ih amiiiit amiiiit, Shodik yang sedang serius merasa terganggu juga, “sialan loe” gue lagi asyik nulis lo kentuti “awas gue balas loe” ancam Shodik. Karuan saja kelas menjadi gaduh mendengar Ahmad ngentuti Shodik, semua teman-temannya tertawa terbahak-bahak dan berkata “rasain lo emangnya enak dikentutin, kamu tidak kapok sih ngentutin orang, sekarang di balas” ujar teman-temannya, Shodik bukan sadar malah tetap mengancam “awas loe Ahmad gue balas” “balas saja yang penting aku puas”, kata Ahmad sambil terus nyelonong ke kantin.
            Setelah suara bel tanda masuk kelas berbunyi seluruh siswa bergegas kembali ke lokalnya masing-masing termasuk teman-temannya Shodik, hanya Ahmad yang belum masuk kelas, sementara Shodik yang tidak ke kantin karena ingin membalas Ahmad terus saja melihat pintu bagai macan kelaparan ingin menerkam mangsa.
            Tak berapa lama kemudian, terdengar langkah kaki menuju kelas, si raja kentut mengira bahwa yang datang tak lain si Ahmad, maka bergegas Shodik lari ke pintu naik ke atas kursi kemudian ia nungging dan mempersiapkan kentutnya yang belum pernah keluar, ia siapkan kentut yang paling dahsyat. “assalamu’alaikum” terdengar suara orang memberi salam, karena Shodik mengira yang datang adalah Ahmad langsung tanpa basa-basi Shodik mengeluarkan bom atumnya yang paling dahsyat.” Broooooooot prepettttt tetttttteeeeeteeet bos.......priiit............! “ ini pembalasan ku “teriak Shodik dengan lantangnya, “ini balasannya “ kata orang yang basu masuk sambil menjewer kuping Shodik, “kok saya punya murid seperti ini, sekarang kamu berdiri di pojok dengan kaki satu” omelnya, ternyata yang masuk bukannya Ahmad akan tetapi Gurunya. Kapoook, rasain bikin ulah terus sih.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar