TEKNIK-TEKNIK
PENGEMBANGAN PARAGRAF KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MASNUATUL HAWA, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Karya tulis ilmiah tidak selalu mudah disusun oleh mahasiswa,
bahkan bagi karya siswa sekalipun. Hal itu disebabkan adanya kebingungan dalam
mencari referensi dan belum memahami secara khusus tentang teknik penulisan
karya tulis ilmiah.Banyak mahasiswa dan para karya siswa diperguruan tinggi
yang mengeluhkan penulisan tugas akhir mereka, hal ini menunjukkan bahwa
menulis karya tulis ilmiah itu tidah mudah itu bukan berarti menulis karya
tulis ilmiah sulit, melainkan untuk menulis karya tulis ilmiah terlebih dahulu
kita harus memahami tata cara penulisan baku termasuk juga bagaimana menuangkan
gagasan atau ide pokok dalam wujud tulisan yang lengkap.
Masih banyak orang yang belum benar-benar mengerti bagaimana
menuangkan gagasan pokok ke dalam sebuah tulisan ilmiahyang benar dan lengkap.
Salah satu problemnya adalah, teknik-teknik pengembangan paragraph karya tulis
itu tidak benar-benar dikuasai. Maka banyak paragraph karya tulis yang
sesungguhnya tidak layak disebut sebagai paragraph, karena memang tidak
memenuhi kualifikasi sebagai paragraph.
Buku ini berjudul TEKNIK-TEKNIK
PENGEMBANGAN PARAGRAF KARYA TULIS ILMIAH: pedoman kebahasaan bagi
mahasiswa, karya siswa, peneliti, dan penulis pada umumnya. Buku ini disusun
sebagai bentuk keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap fakta kebahasaan.Buku
pedoman ini disusun berbeda dari buku-buku lain yang lebih dahulu diterbitkan,
karena lebih ditekankan pada dimensi konstruksinya. Adapun paradigm
pembelajaran konstruktivistik, yang memberikan penekanan pada dimensi
konstruksi, rekonstruksi, penyusunan, pembuatan, dan penciptaan.
Akhirya tiada gading yang tak retak, dalam penulisan buku ini
diakui masih banyak kekurangannya. Akan tetapi, kesalahan dan kekurangan yang
ada tidak hadir untuk dicerca, melainkan untuk dicari bersama-sama bagaimana
bisa menuju pada kesempurnaan penulisan. Sehubungan dengan hal itu, tegur,
kritik, dan saran pembaca, akan senantiasa penulis terima dengan hati terbuka.
Bojonegoro, 18 Juni 2011
Penulis,
Masnuatul
Hawa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR - 1
DAFTAR ISI - 3
BAB I PARAGRAF KARYA TULIS - 5
A.
Pengertian Pragraf Karya Tulis - 5
B.
Ciri-ciri Pragraf Karya Tulis - 6
C.
Fungsi Paragraf Karya Tulis - 7
D.
Unsur-unsur paragraph karya tulis - 8
E.
Identifikasi Paragraf Karya Tulis - 10
BAB II JENIS-JENIS PARAGRAF KARYA
TULIS - 12
A.
Paragraf Karya Tulis Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya - 12
B.
Paragraf Karya tulis Berdasarkan Sifat dan Tujuannya - 13
C.
Paragraf Karya Tulis Berdasarkan Fungsinya - 14
BAB III TEKNIK-TEKNIK PENGEMBENGAN
PARAGRAF KARYA TULIS - 16
A.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dari Umum ke Khusus - 16
B.
Teknik Pengembangan Paragraf karya Tulis dari Khusus ke Umum - 16
C.
Teknik pengembangan paragraph Karya Tulis dari sebab ke akibat - 17
D.
Teknik Pengembangan Paragraf karya Tulis dari akibat
ke Sebab - 17
E.
Teknik Pengembangan paragraph Karya Tulis dengan pembandingan - 17
F.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan
Pertentangan - 18
G.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Analogi - 18
H.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pemberian Contoh - 18
I.
Teknik Pengembangan paragraph Karya Tuis dengan
Definisi - 19
J.
Teknik pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan
Pemerincian - 19
K.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan
Pembuktian - 19
L.
Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan
Eksplanasi - 19
M.
Teknik pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan
Pertanyaan - 19
DAFTAR PUSTAKA - 21
BAB I
PARAGRAF KARYA TULIS
Karya tulis ilmiah itu mencakup karya ilmiah non-akademis yang
lazim disebut dengan karya ilmiah popular. Dalam penulisan karya ilmiah
paragraf tidak dapat diabaikan peranannya. Ketika oaring membuat teks atau
wacana dalam kerangka karya tulis ilmiah pasti akan berurusan dengan paragraph.
Jadi sesungguhnya, paragraf karya tulis ilmiah itu dianggap sebagai bagian yang
terkecil dari sebuah teks atau wacana. Entensitas yang lebih kecil dari
paragraf lazim disebut dengan kalimat, setelah kalimat lalu diteruskan dengan klausa,
frasa, kata, dan berakhir dengan morfem-morfem pembentuk kata itu. Maka kalau
kita membicarakan masalah paragraf dalam karya tulis, entitas-entitas
kebahasaan lebih kecil yang berada di bawah tataran paragraf juga harus
diperhatikan.
A. Pengertian Paragraf Karya Tulis
Paragraf
karya tulis merupakan bagian dari karangan atau karya tulis ilmiah. Dalam
wacana lisan disebut dengan paratone. Jdi jika orang komunikasi baik lewat
wacana lisan maupun tulis, kerangka paragraph dan paraton itu harus senantiasa
dibuat/disiapkan. Ada tidaknya kerangka-kerangka yang disebutkan di bagian
depan itulah sesungguhnya yang menjadi salah satu penentu dari baik-buruknya
pengungkapan idea tau gagasan.
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah, dapat dikatakan pula bahwa ada tidaknya kerangka
paragraf yang benar-benar baik, menjadi penentu pokok dari baik-buruknya karya
tulis ilmiah tersebut. Dengan kerangka paragraf dalam karya tulis demikian itu,
gagasan satu dengan lainnya dalam paragraf karya tulis dapat ditata dengan
baik, diurutkan secara logis dan sistematis lewat kalimat – kalimat yang
menjadi wadah bagi semuanya itu, maka paragraph karya tulis dapat didefinisikan
sebagai rangkaian kalimat – kalimat dalam karya tulis ilmiah yang saling
memiliki hubungan, dan secara bersama – sama pula, sekumpulan kalimat itu
menjelaskan satu buah gagasan atau pokok pikiran untuk mendukung pokok pikiran
yang kebih luas dalam karangan atau karya tulis ilmiah itu.
B.
Ciri – Ciri Paragraph Karya Tulis
Salah
satu cirri yang dapat dilihat dari sebuah paragraf karya tulis ilmiah adalah
bahwa paragraph itu selalu diawali dengan kalimat baru dan baris baru. Dalam
penilisannya kalimat baru yang menandai berawalnya sebuah paragraph itu harus
ditulis bertakuk ( indented). Caranya, ketukkan satu ‘tab’ saja dikomputer anda. Satu ‘tab’ bila dihitung dalam bentuk
karakter akan berjumlah 5 maka, kalau tulisan yang menjorok ke dalam atau
bertakuk itu akan dihitung dengan karakter atau huruf, jumlahnya adalah 5
karakter atau huruf itu.
Karya
tulis ilmiah akademis cukup tegas memberikan batasan yang berlaku
umum/universal ini. Maka, yang berlaku umum ini hendaknya dapat dipatuhi dan
ditepati oleh para penyusun karya tulis ilmiah akademis. Dalam publikasi –
publikasi media, ketentuan tentang inden atau takuk ini tentu saja tidak dapat
ditepati . alasannya, media selalu terkendalai oleh ketersediaan spasi. Maka
lazimnya, di media massa hanya digunakan 3 karakter untuk menendai paragraph
yanf baru tersebut. Cirri lain dari
sebuah karya tulis lmiaah akadenis adalah dapat digunakan model( full-blocked
style) untuk mengawali paragraph baru/ jadi, bukan dengan cara diinden atau
ditakuk seperti yang telah disampaikan didepan itu, melainkan dengan cara
dibuat blok penuh.
Kalimat
pertama paragraph dalam karya tuis ilmiah itu berawal dari karakter 0, bukan
dari karekter ke- 5 seperti yang disebutkan tadi, cirri fisik yang bersifat
teknis seperti yang disebutkan didepan itu tentu saja tidak bisa dianggap remeh
dan dapat diabaikan, sekalipun sesungguhnya ada hal sangat mendasar lain yang
menjadi cirri pokok dari sebuah paragraph karya tulis. Adapun yang dimaksud
dengan cirri pokok itu adalah gagasan pokok paragraph. Sebuah paragraph karya
tulis harus dibangun dari sebuah gagasan pokok yang diwadahi didalam sebuah
kalimat pokok. Kalimat pokok paragraph
itu harus diterang jelaskan dengan sangat terperinci dengan kalimat-kalimat
lain yangdiseebut kalimat penjelas mayor dan kalimat penjelas minor. Pada
akhirnya, semua kalimat dalam sebuah paragraph karya tulis itu harus ditegaskan
oleh sebuah kalimat yang lazim dusebut sebagai kalimat penegas.
C.
Fungsi paragraph karya tulis
Anda
mungkin dapat membayangkan. Sebagaimana kalu sampai ada sebuah karangan ilmiah
akademis, katakan saja sebuah kertas saja atau makalah, atau bahkan sebuah jurnal
ilmiah yang dipublikasikan, atau bahkan sebuah skripsi, tesis, disertai
pubilitasi yang tidak dibagi dalam paragraph – paragraph. Tentu akan sangat
membingungkan. Kalu anda sebagai penulisnya, tentu saja anda harus merasa malu.
Karena pasti tulisan yang demikian ini juga mencerminkan siapa sesungguhnya
sosok penulisnya. Kalau anda sebagai pembaca, sebagai proofreader, atau bahkan
sebagai penguji skripsi, tesis, atau disertasi, yang sudah barabg tentu
sebelumnya harus membaca tulisan itu
kalimat demi kalimat, paragraph demi paragraph terlebih dahulu, kiranya dapat
dimengerti kalau anda merasa bosan dan jengkel dengan tulisan itu, orang
tertentu mungkin akan buru-buru mengatakan bahwa tulisan demikian ini adalah
tulisan yang tidak memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yang berlaku universal.
Nah,
dari hal – hal yang disebutkan didepan itu setidaknya dapat dipetik dua hal
penting berkaitan dengan fungsi atau kegunaan dari sebuah paragraph karya tulis
ilmiah itu. Dari dimensi penulisannyam paragraph karya tulis yang memiliki
pengertian dan cirri sebagaimana disebutkan didepan tadi akan sangat membantu
dalam pengungkapan ide atau gagasan
berikut dengan perincian – perinciannya dengan baik bgi sebuah karya
tulis yang lebih luas dan besar. Dengan paragraph yang kecil- kecil dalam sebuah karya tulis ilmiah itu, gagasan
yang luas dan lebar dari sebuah karangan atau karya tulis yang panjang akan
dapat dipecah secara terperinci didalam paragraph itu.
D.
Unsur-unsur paragraph karya tulis
Unsure pertama yang harus terlebih
dahulu disebut dalam paragraph karya tulis ilmiah adalah pikiran pokok atau
pikiran utama, referensi tertentu menyebutnya sebagai ide pokok at aide utama.
Adapun fungsi dari pikiran pokok adalah untuk mengontrol dan mengendalikan
semua gagasan kecil sebagai perincian dari gagasan pokok itu. Maka dalambahasa
inggris pikiran pokok itu dikatakan sebagai ‘controlling ide’. Jadi pikiran
pokok itulah yang akan mengendalikan
seluruh kalimat yang ada didalam paragraph itu. Dari pikiran pokok ini pula akan
jelas kelihatan, apakah sebuah kalimat penjelas dalam paragraph karya tulis
ilmiah harus dipotong dan disingkirkan , ataukah tetap dipertahankan dan harus
terus dikembangkan. Dari pikiran pokok paragraph karya tulis ini pula akan
kelihatan, apakah sebuah paragraph harus dikembangkan dengan metode dan tekhnik
pengembangan paragraph tertentu. Juga, tersirat pula keleluasaan perincian yang
harus dituliskan didalam sebuah paragraph
karya tlis ilmiah itu.
Dalam keseluruhan isi paragraph
demikian itu, pikiran pokok atau ide pokok paragrat karya tulis harus
dijabarkan dan diterangkanjelaskan hingga tuntas. Ketuntasan itu sesungguhnya,
akan kalihatn cukup jelas dari rumusan pikiran pokok yang ada dalal paragraph
karya tulis itu. Unsure kedua dari sebuah paragraph karya tulis ilmiah adalah
kalimat pokok atau kalimat utama, banyak orang yang menyamakan antara pikiran pokok
atau ide pokok paragraph dan kalimat pokk atau kalimat utama paragraph karya
tulis ilmiah. Harus ditugaskan disini, bahwa dua unsure pokok paragraph itu
berbeda dengan substansi dan wujudnya, sebuah ide pokok lazimnya dapat
dirumuskan dalam bentuk kata atau frasa. Jadi, rumusan pikiran pokok itu bukan
berupa klausa atau kalimat, melainkan hanya berupa kata atau kelompok kata.
Disisi wujudnya, kalimat pokok atau kalimat utama itu harus berupa kalimat baku
dan kalimat efektif, artinya, kalimat pokok itu harus sesuai dengan ketentuan
dan kaidah kebahasaan yang berlaku, selain itu, kalimat pokok atau kalimat
utama itu juga harus memenuhi ketentuan – ketentuan kalimat efektif yang
berlaku didalam bahasa Indonesia. Dalam sebuah karya tulis ilmiah, kalimat
pokok atau kalimat utama inilah yang akan dikembangkan dengan kalimat – kalimat
penjelas dan kalimat penegas yang mengikutinya. Dalam paragraph deskriptif,
lazimnya kalimat pokok atau kalimat utama itu terdapat di awal kalimat.
Demikian pula paragraph argumentative dan persuasive yang juga sangat lazim
ditemukan di dalam sebuah karya tulis ilmiahtersebut.
Unsur ketiga yang harus dipahami oleh
para mahasiswa, para dosen, para peneliti, dan para penulis dan pada umumnya.
berkaitan dengan unsur – unsur paragraph karya tulis ilmiah ini adalah kalimat
– kalimat penjelas. Literature tertentu menyebut kalimat penjelas demikian ini
sebagai ‘supporting sentences’ artinya kalimat – kalimat pendukung. Sesuai
dengan sebutannya kalimat – kalimat drmikian ini bertugas untuk mendukung dan
menopang keberadaan dari dari kalimat pokok atau ‘topic sentence’.
Selanjutnya, unsur keempat yang juga
cukup penting untuk dijelaskan di sini adalah kalimat penegas. Satu hal yang
harus dicatat oleh para mahasiswa, para karyasiswa, para dosen, para peneliti.
Dan para penulis pada umumnya adalah kalimat kalimat penegas itu bukanlah
kalimat topic atau kalimat utama yang kedua dari sebuah paragraph karya tulis
ilmiah itu. Jadi, kalimat penegas itu semata – mata hanya manegaskan kalimat
topic atau kalimat utama yang berada di awal paragraph itu, bukan sebagai
kalimat topic atau kalimat utama baru. Dalam kerangka ini harus selalu diingat,
bahwa paragraph karya tulis ilmiah yang benar hanya terdiri dari satu kalimat
topic atau kalimat pokok. Jadi paragraph karya tulis ilmiah yang benar itu
hanya boleh dikendalikan oleh satu ide pokok atau satu gagasan utama.
Unsur kelima dari paragraph karya
tulis ilmiah adalah unsure – unsure transisi, adapun yang dimaksud unsure
transisi itu adalah kata yang berfungsi sebagai penanda peralihan atau transisi dari kalimat
yang satu kedalam kalimat yang lainnya dalam sebuah paragraph.
E.
Identifikasi Paragraf Karya Tulis
Setelah kita mengetahui pengertian
mengenai ikhwal paragraph secara terperinci, identifikasi paragraph yang baik
dan tidak baik ddalam sebuah karya tulis. Dengan mengguynakan
ketentuan-ketentuan penyusunan paragraph yang sudah dijelaskan di awal.
BAB II
JENIS-JENIS PARAGRAF KARYA TULIS
Perbincangan peragraf sesungguhnya
memiliki jangkauan yang sangat umum dan luas. Komponen-komponen yang ada dalam
paragraph ternyata juga tidak sederhana. Terdapat kesatuan-kesatuan dan
kepaduan yang harus diperhatikan sebelum kita melakukan proses menulis karya
ilmiah. Berkaitan dengan semuanya itu, maka untuk kemudahan dalam pembelajaran,
paragraph karya tulis dikelompokkan atas dasar penjenisan tertentu, sebagaimana
tertulis dibawah ini:
A. Paragraf Karya Tulis Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Berdasarkan
letak dari kalimat pokoknya dalam kontruksi paragraph karya tulis setidaknya
terdapat 4 macam paragraph yang harus kita kenali, diantaranya:
1)
Paragraf Karya Tulis Deduktif
Jenis paragraph yang pertama dari penjenisan
yang didasarkan pada letak kalimat utamanya adalah paragraph karya tulis
deduktif. Paragraf ini menempatkan kalimat pokoknya di awal konstruksi
paragraph karya tulis tersebut. Konsekuensinya kalimat-kalimat penjelas dan
kalimat penegas yang mengikutinya semuanya bertugassebagai pemerinci, penjabar,
pengurai, atau pengembang bagi gagasan pokok yang diwadahi dalam kalimat utama
paragraph karya tulis itu.
2)
Paragraf Karya Tulis Induktif
Pada paragraph induktif letak dari
gagasan pokok yang dikemas dalam kalimat pokok atau kalimat utama tersebut
berada di akhir paragraph. Jadi dalam paragraph induktif ini bermula dari
perincian-perinciannya, jabaran-jabarannya, penjelasannya kemudian ditarik
simpulan baru di akhir paragraph karya tulis itu.
3)
Paragraf Karya Tulis Ineratif
Jenis paragraph ketiga , yang juga
sangat dimungkinkan terjadi dalam sebuah paragraph karya tulis adalah jenis
ineratif. Paragraf ini menempatkan gagasan utama di tengah-tengah paragraph
karya tulis itu. Maka kalimat-kalimat yang mengawalinya dapat dianggap sebagai
pengantar untuk menuju puncak paragraph yang berada di tengahkonstruksi
paragraph karya tulis itu.
4)
Paragraf Karya Tulis Tanpa Kalimat Utama
Adakalanya didapatkan bahwa sebuah
paragraph tidak memiliki kalimat utama. Artinya, gagasan pokoknya mungkin
sekali ada, tetapi memang sengaja tidak dirumuskan dalam bentuk kalimat uatama.
B. Paragraf Karya Tulis Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Paragraf karya tulis dapat
dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi bermacam-macam, sebagaimana diungkapkan
dibawah ini:
1)
Paragraf karya Tulis Deskriptif
Dapat dikatakan
deskriptif karena tujuan pokoknya memang untuk menggambarkan sesuatu. Dalam
konteks ilmiah paragraph deskriptif lazim digunakan untuk membuat pendeskripsian.
2)
Paragraf Karya Tulis Naratif
Sebuah konstruksi
paragraph narasi apabila tujuannya adalah untuk menceritakan sesuatu. Akan
tetapi harus dicatat bahwa penceritaan yang dimaksudkan disini tidak selalu
harus dimaknai pendongengan.
3)
Paragraf Karya tulis Ekspositoris
Tujuan pokok
paragraph eksposisi adalh untuk memaparkan. Maka, paragraph jenis ini sering
disebut sebagai paragraph pemaparan. Salah satu wujud dari pemaparan itu adalah
penyampaian informasi, perumusan pengertian atau definisi, dan lain-lain.
4)
Paragraf Karya tulis Argumentatif
Dalam paragraph ini
penulis menyampaikan argument tertentu yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu. Argumen tersebut lazimnya berupa pendapat yang didukung
dengan alasan dan justifikasi yang kuat.
5)
Paragraf karya Tulis Persuasif
Sebuah paragraph
ini dapat disebut paragraph persuasi apabila tujuan pokoknya adalah untuk
membujuk. Persuasi lazimnya diawali dengan argument-argumen tertentu, dengan
justifikasi-justifikasi tertentu.
C.
Paragraf Karya Tulis Berdasarkan
Fungsinya
Berdasarkan
fungsinya paragraph karya tulis dapat dibedakan sebagai berikut:
1)
Paragraf Karya Tulis Pengantar
Tugas pokok paragraph
pengantar adalah untuk mengawali atau memulai sebuah tulisan. Dalam konteks karya
tulis, paragraph pengantar itu lazimnya digunakan untuk menunjukkan pokok-pokok
persoalan yang mendasari masalah yang hendak di pecahkan. Latar belakang
pentingnya masalah itu dipecahkan lazimnya dinyatakan dalam paragraph pengantar
ini.
2)
Paragraf Karya Tulis Isi
Paragraph isi
sesungguhnya merupakan isi, inti, dan subtansi pokokdari karya tulis ilmiah itu
sendiri. Sebagai inti karya tulis dipastikan bahwa isi pokoknya adalah
penjabaran, penguraian, pemaparan, pendeskripsian yang mendalam dari pokok
persoalan yang disampaikan dalam paragraph pengantar yang telah hadir
sebelumnya.
3)
Paragraf karya tulis Penutup
Dalam paragraph
penutup, seorang penulis harus mengahiri dan menutupnya dengan sebaik-baiknya.
Pengakhiran tulisan yang baik itu harus dilakukan, misalnya saja dengan
menciptakan kesan baik dan manis yang tidak akan pernah habis-habisnya.
BAB III
TEKNIK-TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF KARYA TULIS
Dalam
paragraph karya tulis hanya dimungkinkan hadir satu pikiran pokok atau satu
pikiran utama. Bilamana dalam satu paragraph karya tulis dimungkinkan berisi
lebih dari satu gagasan utama, tentu saja dipersilakan sejauh yang bersangkutan
dapat menjustifikasinya. Jadi ukuran panjang pendeknya paragraph karya tulis
itu sama sekali tidak dapat digunakan sebagai parameter bagi ketuntasan sebuah
paragraph karya tulis. Satu-satunya yang dapat mengukur adalah parameter
ketuntasan. Ketuntasan yang dimaksud menunjuk pada fakta-fakta pemerincian dan
penerangjelasan yang benar-benar mendalam, tajam, radikal sampai ke
akar-akarnya.
Untuk
memudahkan dalam pengembangan paragraph karya tulis dapat kami paparkan
teknik-teknik khusus sebagaimana berikut ini:
A. Teknik apengembangan Paragraf Karya Tulis dari Umum ke khusus
Teknik
pengembangan ini dapat dianggap sebagai teknik yang paling lazim dalam
pengembangannya paragraph karya tulis. Dalam paragraph-paragraf yang sifatnya
deskriptif dan argumentative, bahkan termasuk pula yang sifatnya ekspositoris,
hamper selalu teknik pengembangan yang digunakan adalah teknik pengenbangan
pikiran dari alur umum ke khusus.
B. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dari Khusus ke Umum
Paragraf
dalam karya tulis ini memungkinkan memiliki alur pemikirankhusus ke umum.
Artinya, pokok pikiran dalam paragraph karya tulis tersebut dikembangkan dengan
mengikuti alur pemikiran induktif demikian itu. Paragraf yang demikian bermula
dari perincian-perincian dan uraian-uraian, dan akhirnya bermuara pada kalimat
yang berisi gagasan pokok pada akhir paragraf. Paragraf yang menggunakan teknik
pengembangan khusus ke umum lazimnya di akhiri dengan kalimat yang bersifat
menyimpulkan.
C. Teknik Pengembangan Paragraf karya Tulis dari Sebab ke Akibat
Teknik
pengembangan paragraph yang menggunakan alur dari sebab ke akibat menempatkan
unsure sebab sebagai kalimat pokoknya, dan unsure akibat sebagai
kalimat-kalimat penjelasnya. Dengan perkataan lain, perincian-perincian pada
paragraph karya tulis itulah yang merupakan akibatnya. Jika dilihat dari alur
pikirnya paragraph yang demikian itu lazimnya bersifat deduktif.
D. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dari Akibat ke sebab
Teknik pengembangan paragraph ini
disampaikan dari akibat menuju sebab. Artinya, kalimat yang menjadi akibatlah
yang hadir sebagai kalimat pokok dalam paragraph karya tulis itu, sedangkan
kalimat-kalimat selanjutnya yang menjadi penjelas merupakan sebab-sebabnya.
Jadi alur piker deduktif pun diterapkan di dalam penyusunan paragraph karya
tulis dengan teknik pengembangan akibat-sebab ini.
E. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pembandingan
Paragraf karya tulis yang dikembangkan
dengan teknik pengembangan perbandingan dilakukan dengan cara mengidentifikasi
kesamaan-kesamaan dari sejumlah entitas. Adapun yang dipersamakan itu adalah
entitas-entitas yang sifatnya sejajar atau sebanding.
F. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pemertentangan
Paragraf
yang dikembangkan dengan menerapkan teknik pemertentangan berbeda sekali dengan
teknik perbandingan. Di dalam teknik pemertentangan tersebut, ide-ide dalam
paragraph karya tulis itu dicermati perbedaan-perbedaannya, bukan persamaannya.
G. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Analogi
Paragraf karya tulis yang demikian
ini lazimnya digunakan untuk membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang sifatnya
umum, hal-hal yang sudah banyak diketahui masyarakat, dengan hal-hal yang
sifatnya khusus, hal-hal yang belum diketahui publik.
H. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pemberian Contoh
Paragraf karya tulis juga lazim
dikembangkan dengan model pemberian contoh. Contoh atau missal atau mungkin
pula sampel itu dilakukan untuk memberikan bukti konkret dari sebuah
generalisasi yang sifatnya sering abstrak. Sesuatu yang sifatnya umum hamper
pasti memerlukan contoh nyata untuk memperjelas atau menguraikannya.
I. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pemberian
Definisi
Definisi dapat dipahami sebagai
uraian atau penjabaran pengertian. Dengan demikian di dalam paragraph karya
tulis tersebut ditampilkan uraian pengertian tertentu untuk memperjelas
kekaburan atau ketidakjelasan sebuah konsep.
J. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pemerincian
Paragraf karya tulis yang
dikembangkan dengan teknik pemerincian itu dilakukan dengan cara memerinci
gagasan pokok yang terdapat di dalam paragraph karya tulis itu. Semakin jelas
perincian itu, akan semakin sempurnalah paragraph karya tulis itu.
K. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan pembuktian
Paragraf karya tulis dapat
dikembangkan dengan menerapkan teknik pengembangan pembuktian. Maksudnya, di
dalam paragraph karya tulis itu diberikan banyak fakta sebagai bukti atas
pernyataan umum yang hadir pada awal paragraph itu.
L. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Eksplanasi
Gagasan pokok lazimnya ditempatka di
awal paragraf dalam bentuk kalimat pokok atau kalimat utamanya. Lazim pula
kalimat pokok tersebut hadir setelah kalimat transisional yang hadir di bagian
paling awal.
M. Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis dengan Pertanyaan
Paragraf karya tulis sangat mudah
dikembangkan dengan model pertanyaan. Lazimnya, rumusan pertanyaan itu
ditempatkan di awal paragraph karya tulis sebagai kalimat pokoknya. Kemudian
kalimat-kalimat yang hadir berikutnya adalah kalimat-kalimat yang merupakan
upaya-upaya menjawab pertanyaan yang dijadikan kalimat pokok tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran tasai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapres.
Arifin, E. zaenal dan Farid Hadi. 2003. Kesalahan Berbahasa, Bahan Penyuluhan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Akademisa Pressido.
Arifin. E. Zaenal, Prof. dr. dan M, h. Junaiyah, Dra, M. hum.
2008. Sintaksis. Jakarta:
Grasindo.
Badudu. J.S. 2005. Kamus
Kata-Kata Serapan Asing dalam bahasa Indonesia. Jakarta:
Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar