Proposal
Skripsi
Diajukan Oleh : UMI
LUTFATIN
NIM/Nimko : 2008.5501.02054/2008.4.055.0001.1.01953
PT/Jurusan : STAI
Sunan Giri Bojonegoro/PAI
Tahun Akademi : 2011-2012
A.
Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah
kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu
yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran tujuan merupakan
pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program
pembelajaran.
Secara hirarki tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa
tingkatan yaitu:
1.
Tujuan
pendidikan nasional, tujuan seluruh proses pendidikan yang berlandaskan pada falsafah hidup
bangsa Indonesia (Pancasila). Dalam pengertian ini terkandung enam aspek dalam
tujuan pendidikan Nasional, antara lain:
-
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Berbudi pakerti luhur.
-
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
-
Sehat jasmani dan rohani.
-
Memiliki kepribadian yang menetap.
2.
Tujuan Institusional,
yaitu perumusan
secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki setiap lembaga
pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas dalam rangka
menghasilkan lulusan dengan kemampuan/ketrampilan tertentu.
3.
Tujuan
Kurikuler, yaitu tujuan yang berupa pola pendidikan untuk mencapai suatu target dalam proses
belajar mengajar.
4.
Tujuan
Instruksional, yaitu rumusan secara terinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik
sesudah mengikuti kegiatan pengajaran sesuai pokok bahasan yang bersangkutan.[2]
Dari tujuan pendidikan nasional sampai dengan tujuan instruksional
umum di negara kita telah dirumuskan secara jelas oleh suatu team. Sedangkan
pengembangan lebih lanjut yaitu menjadi tujuan instruksional khusus menjadi
tugas guru dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang
suatu program pembelajaran. Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan
untuk mengevaluasi sejauh mana efektifitas sebuah keberhasilan proses
pembelajaran. Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan kegiatan belajar siswa. Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu
mendesain sistem pembelajaran. Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai kontrol dalam menentukan batasan-batasan dan kualitas dari sebuah
pembelajaran.[3]
Upaya mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan
sebuah metode. Ini berarti, metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangatlah bergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran.
Selain tujuan dan metode pembelajaran, penilaian atau evaluasi juga
sangat penting adanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikaninformasi
yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Untuk mengadakan evaluasi ada
dua langkah kegiatan yang harus dilalui yakni dengan mengukur dan menilai.
Mengukur adalah membandingkan sesuai dengan satu ukuran. Sedangkan menilai
adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau
buruk.
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur sampai sejauh mana
hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan atas rencana yang telah ditetapkan.[4]
Seperti yang dikemukakan di atas, maka sistem
pengajaran menunjukkan pengertian pada pengajaran sebagai suatu sistem kesatuan
yang terorganisasi yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
diinginkan. Dan komponen-komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar
adalah tujuan, bahan, metode dan penilaian atau evaluasi yang kesemuanya saling
memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan.[5]
Dalam proses belajar mengajar terjadi suatu
proses pengaruh mempengaruhi, bukan hanya guru yang bisa mempengaruhi siswa,
tetapi siswa pun juga bisa mempengaruhi guru. Perilaku
guru akan berbeda apabila menghadapi kelas yang aktif dan yang pasif, kelas
yang disiplin dan kelas yang kurang disiplin. Interaksi ini terjadi bukan hanya
terjadi antara guru dan siswa, tetapi juga antara siswa dengan manusia sumber
(orang yang bisa memberikan informasi) antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan media pengajaran. [6]
Secara umum siswa dalam setiap kelas itu terbagi atas tiga
kelompok, yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, kelompok sedang serta
kelompok kurang atau lambat belajar. Dengan kata lain menurut penulis bahwa ada
siswa yang cepat dapat menyerap dan memahami materi pembelajaran yang
diajarkan, ada yang biasa-biasa atau sedang dan bahkan ada pula yang lambat
atau susah sekali mengerti dan memahami materi yang diajarkan, dan yang
terbanyak dalam kelas adalah kelompok yang sedang.
Dalam menghadapi siswa yang bermacam-macam karakter tersebut, maka
guru hendaknya mampu menyampaikan materi pelajaran secara bervariasi pula
seperti penggunaan metode mengajar secara bervariasi, penggunaan media
pengajaran dengan tetap sesuai dengan materi yang disampaikan dan sebagainya.
Tujuannya adalah agar materi yang disampaikan betul-betul dapat dipahami dan
dimengerti secara mendalam oleh siswa.
Di samping itu, pemahaman terhadap suatu materi pelajaran bukanlah
sekedar tahu, akan tetapi juga menghendaki agar siswa mampu memanfaatkan
bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami. Kecenderungan dengan hanya
sekedar mengetahui tetapi tidak dimengerti dan memahami secara mendalam materi
yang disampaikan akan mudah hilang dan tidak membekas serta tidak
tahan
lama di otak. Akan tetapi apabila materi pembelajaran itu betul-betul
dimengerti dan dipahami secara mendalam oleh siswa, maka mereka akan siap
memberikan jawaban-jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai
masalah-masalah yang berkaitan dengan hal itu.
Untuk mendapatkan siswa-siswi yang seperti penulis paparkan di
atas, serta agar supaya pencapaian tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat terwujud secara nyata, maka seorang guru harus senantiasa
berusaha sedapat mungkin meningkatkan kualitas pengajarannya. Karena
sebagaimana yang diketahui bersama bahwa guru adalah figur central yang secara
langsung dan paling sering berinteraksi dengan siswa setiap hari di dalam
kelas. Guru adalah salah satu penentu dan bahkan sangat berpengaruh terhadap
berhasil tidaknya seorang siswa dalam studinya.
Di samping guru yang profesional, hal yang tidak kalah pentingnya
dan menurut penulis dapat mempengaruhi pemahaman siswa akan materi yang
disampaikan adalah sarana dan prasarana mengajar. Hal yang penulis maksudkan adalah
alat bantu mengajar dan sumber belajar yakni berupa sebuah buku.
Buku pelajaran adalah salah satu sumber belajar siswa yang
merupakan alat pendidikan fungsional, di mana dengan membaca buku, anak secara
langsung atau tidak langsung dapat memperoleh nilai-nilai positif bagi
pembentukanpribadinya. Di samping itu buku juga merupakan alat pengendali bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak dari pengaruh-pengaruh negatif.[7]
Dari gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa buku pelajaran sebagai
salah satu sumber belajar yang mempunyai nilai strategis dan praktis sebagai
sarana dalam menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
Buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar, mempunyai nilai
strategis dan praktis sebagai sarana dalam menentukan atau menunjang prestasi belajar.
Oleh karena itu agar menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber
belajar yang cocok dengan pembelajaran, maka harus memenuhi criteria sebagai
berikut :
1.
Harus tersedia
dengan cepat.
2.
Memungkinkan
siswa untuk memacu diri sendiri.
3.
Harus bersifat
individual, semisal dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar mengajar.[8]
Dengan gambaran di atas dapat diidentifikasikan bahwa kehadiran
buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar merupakan suatu hal yang
sangat penting dan berguna, sedangkan upaya yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan adalah dengan menertibkan sebuah buku dengan sebutan Lembar Kerja
Siswa (LKS), yang mana buku tersebut disusun oleh para guru bidang studi yang
terbentuk dalam sebuah tim yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru).
Upaya tersebut menggambarkan betapa kuatnya keinginan dari pelaku kebijakan
pendidikan untuk mencantumkan sumber-sumber belajar sebagai sarana penunjang
dalam meningkatkan daya serap siswa sehingga diharapkan dengan kehadiran LKS
tersebut dapat digunakan sebagai pendekatan alternatif dalam menentukan
jenis-jenis sumber belajar yang cocok, efektif serta efisien dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Sebagai salah satu indikator untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan salah satunya adalah dengan melihat hasil
ulangan harian siswa. melalui hasil ulangan harian siswa ini akan dapat
diketahui tentang bagaimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dengan menggunakan sumber belajar yang berupa Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan daya serap siswa terhadap
materi yang disampaikan, ada tidaknya pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap kemampuan daya serap siswa serta seberapa besarnya, maka perlu adanya
penelitian secara ilmiah. Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan akan
dapat diketahui hal-hal sebagaimana dipaparkan di atas.
Berangkat dari latar belakang masalah dan sebagai salah satu tugas
akhir dalam rangka menyelesaikan studi program strata satu dalam ilmu ketarbiyahan
di STAI Sunan Giri
Bojonegoro, maka penulis memunculkan judul
penelitian yang nantinya akan disusun dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Pengaruh
Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Daya Serap Siswa Pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro”.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana penggunaan
Lembar Kerja Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam?
2.
Bagaimana daya
serap siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro ?
3.
Bagaimana
pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa terhadap daya serap siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro?
C.
Tujuan dan Signifikansi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1.
Untuk
mengetahui apa dan bagaimana penggunaan lembar kerja
siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana daya serap siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh lembar kerja siswa terhadap daya serap siswa pada
bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
b. Signifikansi Penilitian
Penelitian ini selain mempunyai tujuan, penulis
juga menginginkan agar penelitian ini dapat bermanfaat baik dalam segi akademik
ilmiah maupun dalam segi sosial praktis. Kedua segi tersebut dapat penulis
uraikan sebagai berikut :
a.
Signifikasi akademik ilmiah,
maksudnya adalah bahwa hasil dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan suatu
tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh penggunaan lembar kerja
siswa (LKS) terhadap Mata Pelajaran Agama siswa.
b.
Signifikasi sosial praktis,
artinya adalah bahwa setelah memahami tentang adanya pengaruh penggunaan lembar
kerja siswa (LKS) terhadap Mata Pelajaran Agama siswa di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro, diharapkan para pihak yang terkait dapat mengambil kebijakan untuk
mengetahui daya serap siswa pada mata pelajaran agama.
D. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
“Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi”.[9]
Berkaitan
dengan penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah siswi-siswi SDN Kuncen II
Padangan Bojonegoro yang berjumlah 123 Siswa pada tahun
ajaran 2011/2012. Sedang dalam menentukan besarnya
sampel, penulis mengambil 55 responden. Untuk sampel per tingkatan, yaitu kelas
3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak 10 siswa, kelas 5 sebanyak 15 siswa dan
kelas 6 sebanyak 20 siswa.
Penelitian yang menggunakan sampel tersebut disebut sebagai sampling research atau sampling
study. Meskipun dapat juga dilaksanakan pengamatan terhadap semua anggota
populasi, namun berdasarkan pertimbangan efisiensi, maka hampir-hampir tidak
pernah dilakukan observasi terhadap setiap anggota dari seluruh populasi. Perlu
ditambahkan, bahwa keterangan yang diperlikan
untuk mengidentifikasi populasi itu tidak perlu terlampau eksak. Untuk
keperluan penelitian sosial, informasi-informasi dengan kesalahan atau
kekurangan yang kecil-kecil (yang dapat diperhitungkan, besarnya dengan
hitungan statistik) itu sudah dianggap
memadai.
Ringkasnya, “ sebagian dari individu-individu
yang diselidiki itu disebut : sampel, sampel atau monster/contoh, Sedang semua
individu untuk siapa kenyataan-kenyataan diperoleh dari sampel itu hendak
digeneralisasikan, disebut sebagai populasi atau universe.”[10]
2.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Dalam
mengadakan suatu penelitian, tidak lepas dari adanya unsur jenis
data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kajian. Data merupakan segala keterangan
atau informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.[11]
Berangkat dari topik permasalahan skripsi ini, maka jenis data yang relevan
sebagai bahan kajian dalam penelitian ini ditinjau dari segi pengambilannya
adalah data primer dan sekunder[12].
Berikut penjelasannya :
1.)
Data Primer
Data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian.[13]
Data primer ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Lembar Kerja Siswa dan bagaimana daya serap siswa
pada mata pelajaran PAI di SDN Kuncen II Padangan.
2.)
Data Sekunder
Data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, misalnya dari arsip, dokumentasi,
laporan secara tertulis, dll.
Dalam
penelitian ini, yang dikelompokkan ke dalam data sekunder adalah :
a)
Sejarah berdiri
dan berkembangnya SDN Kuncen II Padangan.
b)
Visi, misi dan
tujuan SDN Kuncen II Padangan.
c)
Program kerja SDN Kuncen II Padangan.
d)
Struktur
organisasi SDN Kuncen II Padangan.
e)
Keadaan guru SDN Kuncen II Padangan.
f)
Keadaan siswa SDN Kuncen II Padangan.
g)
Sarana dan
prasarana SDN Kuncen II Padangan.
h)
Kegiatan
ekstrakurikuler SDN Kuncen II Padangan.
i)
Gambaran umum
pendidikan di SDN Kuncen II Padangan.
b.
Sumber data
Sumber data
adalah subyek darimana data dapat diperoleh.[14]
Berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini sumber
data yang digunakan melalui dua cara yaitu:
1.)
Data primer
Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan
dicatat dalam bentuk pertama kalinya yang kemudian dijadikan sebagai bahan
utama penelitian. Adapun data ini peneliti gunakan untuk memperoleh informasi
dari kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI, dan siswa.
2.)
Data sekunder
Data sekunder
adalah data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri oleh peneliti,
melainkan dari dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Adapun data ini
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data melalui dokumen-dokumen yang
dimiliki oleh SDN Kuncen II Padangan.
c.
Metode Pengumpulan Data
a.
Observasi
“Observasi adalah studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan pengamatan dan pencatatan.”[15]
Karena observasi itu
merupakan proses fisiologis dan psikologis yang amat kompleks, maka teknik ini
tidak luput dari kesesatan-kesesatan. Kesesatan ini khususnya bersangkut-paut
dengan unsur pengamatan dan ingatan yang sangat diperlukan pada aktifitas
observasi.
b.
Interview
Interview itu
dipandang sebagai metode sistematis guna melakukan penetrasi terhadap kehidupan
batiniah seseorang secara relatif dianggap masih asing. Dalam masyarakat modern
yang bising dan serba kompetitif ini timbul banyak kecemasan dan rasa
ketakutan, sehingga banyak orang yang cenderung bersembunyi mencari
perlindungan dibalik benteng anonimitas (anonim :tidak dikenal, tanpa nama).
Maka tugas dari interviewer dalam masyarakat modern ini dengan teknik interview
melakukan penetrasi guna menembus sampai di balik benteng perlindungan ddan
kedok sosial tadi, guna memahami isi dari kehidupan psikis anggota kelompok
sosial.
c.
Angket
Dengan metode
observasi orang bisa mengamat-amati bermacam-macam tingkah laku dalam satu
konteks ruang waktu kondisi tertentu. Namun
demikian masih banyak bentuk tingkah laku dan gejala psikis yang tidak
bisa diperoleh dengan observasi, misalnya mengenai gejala-gejala bertingkat
tinggi ( umpamanya prasangka, harapan,opini rasa tetekan/stress, frustasi, dan
lain-lain). Maka untuk mendapat data jenis ini, orang menggunakan dan
mengembangkan metode kuesioner atau angket. Angket ini selau berbentuk
formuir-formulir berisikan pertanyaan (Question); oleh karena itu teknik
angket itu disebut pula teknik kuesioner.
d.
Dokumentasi
Metode dokumentasi,
sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini,
petugas pengumpulan data tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan
pada lembaran-lembaran isian yang telah disiapkan untuk itu, atau merekam
sebagaimana adanya.
d.
Teknik Analisis Data
Data yang sudah
didapatkan dan dipisahkan antara data kuantitatif dan kualitatif, maka untuk
proses berikutnya adalah melaksanakan analisis data. Pada penelitian ini teknik
analisis data yang digunakan, yaitu dengan teknik statistik dan teknik non
statistik.
Adapun untuk teknik
non statistik, yakni pengolahan data dengan tidak menggunakan analisis
statistik, melainkan dengan analisis kualitatif, seperti dengan induksi.
Biasanya dilakukan terhadap data-data kualitatif yang tidak diubah menjadi data
kuantitatif.
Adapun teknik
statistik yang diterapkan dalam pembahasan penelitian ini, menggunakan teknik
korelasi product moment, yang mana rumusnya, sebagai berikut:
2
|
2
|
2
|
2
|
rxy =
|
{N∑X – (∑X) } {N∑Y – (∑Y) }
|
N∑XY – (∑X)
(∑Y)
|
Keterangan : rxy = Koefisien
korelasi antara X dan Y; X = Variabel X; Y = Variabel Y; N = Jumlah individu
(responden).
G. Hipotesis
Secara etimologi hipotesis terdiri dari 2 kata yaitu “hypo” yang
berarti di bawah dan “thesa” yang berarti kebenaran.[16]
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara, yang kebenarannya masih harus
diuji secara empiris.Hipotesis merupakan jawaban terhadap penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.[17]
Jadi dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui arti hipotesis
yaitu sebuah kesimpulan yang memerlukan pengujian akan kebenarannya. Hipotesis
penelitian ini ada dua yaitu:
1.
Hipotesis kerja
atau Hipotesis alternatif (Ha)
Menyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa berpengaruh terhadap
daya serap siswa pada bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro.
2.
Hipotesis Nol
atau hipotesis Nihil (Ho)
Biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, sehingga
sering disebut dengan hipotesa statistik atau hipotesa nihil. Hal ini menyatakan
bahwa penggunaan lembar kerja siswa tidak berpengaruh terhadap daya serap siswa
pada bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan
Bojonegoro.
H.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini maka disusunlah
sistematika sebagai berikut:
Bab I :
Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional,
hipotesis, identifikasi masalah dan variabel, metodologi
penelitian dan akhir pembahasan yaitu sistematika pembahasan.
Bab II :
Landasan Teori yang terdiri dari tinjauan terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang meliputi: Pengertian Lembar Kerja Siswa, tujuan dan manfaat Lembar Kerja
Siswa, Macam-macam Lembar Kerja Siswa. Tinjauan terhadap pendidikan agama Islam
: pengertian pendidikan agama Islam, Tinjauan terhadap daya serap siswa yang
meliputi tentang :Pengertian daya serap siswa, faktor-faktor
yang mempengaruhi daya serap siswa. tinjauan terhadap hubungan antara lembar
kerja siswa dengan daya serap siswa.
Bab III :
Laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum obyek penelitian,
penyajian data dan analisis data.
Bab IV :
Kesimpulan dan saran yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
I.
Tahapan Penelitian
a.
Tahap persiapan :
Mulai Tgl. 01/01/2012 S.d. 01/02/2012
b.
Tahap pengumpulan data : Mulai Tgl.
02/02/2012 S.d. 29/02/2012
c.
Tahap pengolahan data : Mulai
Tgl. 01/03/2012 S.d. 07/03/2012
d.
Tahap Analisis data : Mulai
Tgl. 08/03/2012 S.d. 08/03/2012
e.
Pembuatan laporan : Mulai
Tgl. 08/03/2012 S.d. --/06/2012
Bojonegoro, 08 Maret 2012.
Disetujui :
Ketua Program Studi PAI
STAI Sunan Giri Bojonegoro
Tanggal :
M. JAUHARUL MA’ARIF, M.Pd.I
|
Mahasiswa Peneliti,
UMI LUTFATIN
|
[4]
Hartati Sukirman, dkk., Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, UNY Press, hal. 66.
[9]
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rhineka Cipta,
Jakarta, 2006,
hal. 130.
[10]
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1985, hal. 70.
[12]
Iqbal
Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004,
hal.
19.
[16] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 64.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar