Cari Blog Ini

Rabu, 31 Oktober 2012

proposal


Proposal Skripsi

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP DAYA SERAP SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN KUNCEN PADANGAN BOJONEGORO.
Diajukan Oleh            : UMI LUTFATIN
NIM/Nimko                : 2008.5501.02054/2008.4.055.0001.1.01953
PT/Jurusan                  : STAI Sunan Giri Bojonegoro/PAI
Tahun Akademi          : 2011-2012
 

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran.
Secara hirarki tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yaitu:
1.      Tujuan pendidikan nasional, tujuan seluruh proses pendidikan yang berlandaskan pada falsafah hidup bangsa Indonesia (Pancasila). Dalam pengertian ini terkandung enam aspek dalam tujuan pendidikan Nasional, antara lain:
-          Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-          Berbudi pakerti luhur.
-          Memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
-          Sehat jasmani dan rohani.
-           Memiliki kepribadian yang menetap.
-          Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[1]
2.   
   Tujuan Institusional, yaitu perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki setiap lembaga pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan/ketrampilan tertentu.
3.      Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang berupa pola pendidikan untuk mencapai suatu target dalam proses belajar mengajar.
4.      Tujuan Instruksional, yaitu rumusan secara terinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik sesudah mengikuti kegiatan pengajaran sesuai pokok bahasan yang bersangkutan.[2]
Dari tujuan pendidikan nasional sampai dengan tujuan instruksional umum di negara kita telah dirumuskan secara jelas oleh suatu team. Sedangkan pengembangan lebih lanjut yaitu menjadi tujuan instruksional khusus menjadi tugas guru dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran. Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana efektifitas sebuah keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu mendesain sistem pembelajaran. Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batasan-batasan dan kualitas dari sebuah pembelajaran.[3]
Upaya mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan sebuah metode. Ini berarti, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangatlah bergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.
Selain tujuan dan metode pembelajaran, penilaian atau evaluasi juga sangat penting adanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikaninformasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Untuk mengadakan evaluasi ada dua langkah kegiatan yang harus dilalui yakni dengan mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuai dengan satu ukuran. Sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk.
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur sampai sejauh mana hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan atas rencana yang telah ditetapkan.[4]
Seperti yang dikemukakan di atas, maka sistem pengajaran menunjukkan pengertian pada pengajaran sebagai suatu sistem kesatuan yang terorganisasi yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang diinginkan. Dan komponen-komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar adalah tujuan, bahan, metode dan penilaian atau evaluasi yang kesemuanya saling memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.[5]
Dalam proses belajar mengajar terjadi suatu proses pengaruh mempengaruhi, bukan hanya guru yang bisa mempengaruhi siswa, tetapi siswa pun juga bisa mempengaruhi guru. Perilaku guru akan berbeda apabila menghadapi kelas yang aktif dan yang pasif, kelas yang disiplin dan kelas yang kurang disiplin. Interaksi ini terjadi bukan hanya terjadi antara guru dan siswa, tetapi juga antara siswa dengan manusia sumber (orang yang bisa memberikan informasi) antara siswa dengan siswa dan siswa dengan media pengajaran. [6]
Secara umum siswa dalam setiap kelas itu terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, kelompok sedang serta kelompok kurang atau lambat belajar. Dengan kata lain menurut penulis bahwa ada siswa yang cepat dapat menyerap dan memahami materi pembelajaran yang diajarkan, ada yang biasa-biasa atau sedang dan bahkan ada pula yang lambat atau susah sekali mengerti dan memahami materi yang diajarkan, dan yang terbanyak dalam kelas adalah kelompok yang sedang.
Dalam menghadapi siswa yang bermacam-macam karakter tersebut, maka guru hendaknya mampu menyampaikan materi pelajaran secara bervariasi pula seperti penggunaan metode mengajar secara bervariasi, penggunaan media pengajaran dengan tetap sesuai dengan materi yang disampaikan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar materi yang disampaikan betul-betul dapat dipahami dan dimengerti secara mendalam oleh siswa.
Di samping itu, pemahaman terhadap suatu materi pelajaran bukanlah sekedar tahu, akan tetapi juga menghendaki agar siswa mampu memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami. Kecenderungan dengan hanya sekedar mengetahui tetapi tidak dimengerti dan memahami secara mendalam materi yang disampaikan akan mudah hilang dan tidak membekas serta tidak
tahan lama di otak. Akan tetapi apabila materi pembelajaran itu betul-betul dimengerti dan dipahami secara mendalam oleh siswa, maka mereka akan siap memberikan jawaban-jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah-masalah yang berkaitan dengan hal itu.
Untuk mendapatkan siswa-siswi yang seperti penulis paparkan di atas, serta agar supaya pencapaian tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terwujud secara nyata, maka seorang guru harus senantiasa berusaha sedapat mungkin meningkatkan kualitas pengajarannya. Karena sebagaimana yang diketahui bersama bahwa guru adalah figur central yang secara langsung dan paling sering berinteraksi dengan siswa setiap hari di dalam kelas. Guru adalah salah satu penentu dan bahkan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya seorang siswa dalam studinya.
Di samping guru yang profesional, hal yang tidak kalah pentingnya dan menurut penulis dapat mempengaruhi pemahaman siswa akan materi yang disampaikan adalah sarana dan prasarana mengajar. Hal yang penulis maksudkan adalah alat bantu mengajar dan sumber belajar yakni berupa sebuah buku.
Buku pelajaran adalah salah satu sumber belajar siswa yang merupakan alat pendidikan fungsional, di mana dengan membaca buku, anak secara langsung atau tidak langsung dapat memperoleh nilai-nilai positif bagi pembentukanpribadinya. Di samping itu buku juga merupakan alat pengendali bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dari pengaruh-pengaruh negatif.[7]
Dari gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang mempunyai nilai strategis dan praktis sebagai sarana dalam menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
Buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar, mempunyai nilai strategis dan praktis sebagai sarana dalam menentukan atau menunjang prestasi belajar. Oleh karena itu agar menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber belajar yang cocok dengan pembelajaran, maka harus memenuhi criteria sebagai berikut :
1.      Harus tersedia dengan cepat.
2.      Memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri.
3.      Harus bersifat individual, semisal dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar mengajar.[8]
Dengan gambaran di atas dapat diidentifikasikan bahwa kehadiran buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan berguna, sedangkan upaya yang dilakukan oleh lembaga pendidikan adalah dengan menertibkan sebuah buku dengan sebutan Lembar Kerja Siswa (LKS), yang mana buku tersebut disusun oleh para guru bidang studi yang terbentuk dalam sebuah tim yaitu KKG (Kelompok Kerja Guru).
Upaya tersebut menggambarkan betapa kuatnya keinginan dari pelaku kebijakan pendidikan untuk mencantumkan sumber-sumber belajar sebagai sarana penunjang dalam meningkatkan daya serap siswa sehingga diharapkan dengan kehadiran LKS tersebut dapat digunakan sebagai pendekatan alternatif dalam menentukan jenis-jenis sumber belajar yang cocok, efektif serta efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai salah satu indikator untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan salah satunya adalah dengan melihat hasil ulangan harian siswa. melalui hasil ulangan harian siswa ini akan dapat diketahui tentang bagaimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan menggunakan sumber belajar yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan, ada tidaknya pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap kemampuan daya serap siswa serta seberapa besarnya, maka perlu adanya penelitian secara ilmiah. Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan akan dapat diketahui hal-hal sebagaimana dipaparkan di atas.
Berangkat dari latar belakang masalah dan sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi program strata satu dalam ilmu ketarbiyahan di STAI Sunan Giri Bojonegoro, maka penulis memunculkan judul penelitian yang nantinya akan disusun dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Daya Serap Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro”.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penggunaan Lembar Kerja Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2.      Bagaimana daya serap siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro ?
3.      Bagaimana pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa terhadap daya serap siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1.      Untuk mengetahui apa dan bagaimana penggunaan lembar kerja siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
2.      Untuk mengetahui bagaimana daya serap siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
3.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lembar kerja siswa terhadap daya serap siswa pada bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
b. Signifikansi Penilitian
Penelitian ini selain mempunyai tujuan, penulis juga menginginkan agar penelitian ini dapat bermanfaat baik dalam segi akademik ilmiah maupun dalam segi sosial praktis. Kedua segi tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut :
a.       Signifikasi akademik ilmiah, maksudnya adalah bahwa hasil dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) terhadap Mata Pelajaran Agama siswa.
b.      Signifikasi sosial praktis, artinya adalah bahwa setelah memahami tentang adanya pengaruh penggunaan lembar kerja siswa (LKS) terhadap Mata Pelajaran Agama siswa di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro, diharapkan para pihak yang terkait dapat mengambil kebijakan untuk mengetahui daya serap siswa pada mata pelajaran agama.


D. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
 “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.[9]
Berkaitan dengan penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah siswi-siswi SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro yang berjumlah 123  Siswa pada tahun ajaran 2011/2012. Sedang dalam menentukan besarnya sampel, penulis mengambil 55 responden. Untuk sampel per tingkatan, yaitu kelas 3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak 10 siswa, kelas 5 sebanyak 15 siswa dan kelas 6 sebanyak 20 siswa.
Penelitian yang menggunakan sampel tersebut disebut sebagai sampling research atau sampling study. Meskipun dapat juga dilaksanakan pengamatan terhadap semua anggota populasi, namun berdasarkan pertimbangan efisiensi, maka hampir-hampir tidak pernah dilakukan observasi terhadap setiap anggota dari seluruh populasi. Perlu ditambahkan, bahwa keterangan yang diperlikan  untuk mengidentifikasi populasi itu tidak perlu terlampau eksak. Untuk keperluan penelitian sosial, informasi-informasi dengan kesalahan atau kekurangan yang kecil-kecil (yang dapat diperhitungkan, besarnya dengan hitungan statistik) itu  sudah dianggap memadai.
Ringkasnya, “ sebagian dari individu-individu yang diselidiki itu disebut : sampel, sampel atau monster/contoh, Sedang semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut sebagai populasi atau universe.”[10]
2.      Jenis dan Sumber Data
a.       Jenis Data
Dalam mengadakan suatu penelitian, tidak lepas dari adanya unsur jenis data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kajian. Data merupakan segala keterangan atau informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.[11] Berangkat dari topik permasalahan skripsi ini, maka jenis data yang relevan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini ditinjau dari segi pengambilannya adalah data primer dan sekunder[12]. Berikut penjelasannya :
1.)    Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.[13] Data primer ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Lembar Kerja Siswa dan bagaimana daya serap siswa pada mata pelajaran PAI di SDN Kuncen II Padangan.


2.)    Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, misalnya dari arsip, dokumentasi, laporan secara tertulis, dll.
Dalam penelitian ini, yang dikelompokkan ke dalam data sekunder adalah :
a)      Sejarah berdiri dan berkembangnya SDN Kuncen II Padangan.
b)      Visi, misi dan tujuan SDN Kuncen II Padangan.
c)      Program kerja SDN Kuncen II Padangan.
d)     Struktur organisasi SDN Kuncen II Padangan.
e)      Keadaan guru SDN Kuncen II Padangan.
f)       Keadaan siswa SDN Kuncen II Padangan.
g)      Sarana dan prasarana SDN Kuncen II Padangan.
h)      Kegiatan ekstrakurikuler SDN Kuncen II Padangan.
i)        Gambaran umum pendidikan di SDN Kuncen II Padangan.
b.      Sumber data
Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh.[14] Berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu:
1.)    Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya yang kemudian dijadikan sebagai bahan utama penelitian. Adapun data ini peneliti gunakan untuk memperoleh informasi dari kepala sekolah, guru mata pelajaran PAI, dan siswa.
2.)    Data sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri oleh peneliti, melainkan dari dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Adapun data ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data melalui dokumen-dokumen yang dimiliki oleh SDN Kuncen II Padangan.
c.       Metode Pengumpulan Data
a.      Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.”[15]
Karena observasi itu merupakan proses fisiologis dan psikologis yang amat kompleks, maka teknik ini tidak luput dari kesesatan-kesesatan. Kesesatan ini khususnya bersangkut-paut dengan unsur pengamatan dan ingatan yang sangat diperlukan pada aktifitas observasi.
b.      Interview
Interview itu dipandang sebagai metode sistematis guna melakukan penetrasi terhadap kehidupan batiniah seseorang secara relatif dianggap masih asing. Dalam masyarakat modern yang bising dan serba kompetitif ini timbul banyak kecemasan dan rasa ketakutan, sehingga banyak orang yang cenderung bersembunyi mencari perlindungan dibalik benteng anonimitas (anonim :tidak dikenal, tanpa nama). Maka tugas dari interviewer dalam masyarakat modern ini dengan teknik interview melakukan penetrasi guna menembus sampai di balik benteng perlindungan ddan kedok sosial tadi, guna memahami isi dari kehidupan psikis anggota kelompok sosial.
c.       Angket
Dengan metode observasi orang bisa mengamat-amati bermacam-macam tingkah laku dalam satu konteks ruang waktu kondisi tertentu. Namun  demikian masih banyak bentuk tingkah laku dan gejala psikis yang tidak bisa diperoleh dengan observasi, misalnya mengenai gejala-gejala bertingkat tinggi ( umpamanya prasangka, harapan,opini rasa tetekan/stress, frustasi, dan lain-lain). Maka untuk mendapat data jenis ini, orang menggunakan dan mengembangkan metode kuesioner atau angket. Angket ini selau berbentuk formuir-formulir berisikan pertanyaan (Question); oleh karena itu teknik angket itu disebut pula teknik kuesioner.
d.      Dokumentasi
Metode dokumentasi, sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini, petugas pengumpulan data tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan pada lembaran-lembaran isian yang telah disiapkan untuk itu, atau merekam sebagaimana adanya.
d.      Teknik Analisis Data
Data yang sudah didapatkan dan dipisahkan antara data kuantitatif dan kualitatif, maka untuk proses berikutnya adalah melaksanakan analisis data. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan, yaitu dengan teknik statistik dan teknik non statistik.
Adapun untuk teknik non statistik, yakni pengolahan data dengan tidak menggunakan analisis statistik, melainkan dengan analisis kualitatif, seperti dengan induksi. Biasanya dilakukan terhadap data-data kualitatif yang tidak diubah menjadi data kuantitatif.
Adapun teknik statistik yang diterapkan dalam pembahasan penelitian ini, menggunakan teknik korelasi product moment, yang mana rumusnya, sebagai berikut:
2
2
2
2
 rxy     =
{N∑X – (∑X) } {N∑Y – (∑Y) }
N∑XY – (∑X) (∑Y)
 




Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y; X = Variabel X; Y = Variabel Y; N = Jumlah individu (responden).
G. Hipotesis
Secara etimologi hipotesis terdiri dari 2 kata yaitu “hypo” yang berarti di bawah dan “thesa” yang berarti kebenaran.[16] Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.Hipotesis merupakan jawaban terhadap penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.[17]
Jadi dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui arti hipotesis yaitu sebuah kesimpulan yang memerlukan pengujian akan kebenarannya. Hipotesis penelitian ini ada dua yaitu:
1.      Hipotesis kerja atau Hipotesis alternatif (Ha)
Menyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa berpengaruh terhadap daya serap siswa pada bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
2.      Hipotesis Nol atau hipotesis Nihil (Ho)
Biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, sehingga sering disebut dengan hipotesa statistik atau hipotesa nihil. Hal ini menyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa tidak berpengaruh terhadap daya serap siswa pada bidang studi PAI di SDN Kuncen II Padangan Bojonegoro.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah memahami isi skripsi ini maka disusunlah sistematika sebagai berikut:
Bab I                        : Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, hipotesis, identifikasi masalah dan variabel, metodologi penelitian dan akhir pembahasan yaitu sistematika pembahasan.
Bab II                       : Landasan Teori yang terdiri dari tinjauan terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) yang meliputi: Pengertian Lembar Kerja Siswa, tujuan dan manfaat Lembar Kerja Siswa, Macam-macam Lembar Kerja Siswa. Tinjauan terhadap pendidikan agama Islam : pengertian pendidikan agama Islam, Tinjauan terhadap daya serap siswa yang meliputi tentang :Pengertian daya serap siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap siswa. tinjauan terhadap hubungan antara lembar kerja siswa dengan daya serap siswa.
Bab III                     : Laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan analisis data.
Bab IV                     : Kesimpulan dan saran yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
I.         Tahapan Penelitian
a.       Tahap persiapan                  : Mulai Tgl. 01/01/2012     S.d. 01/02/2012
b.      Tahap pengumpulan data    : Mulai Tgl. 02/02/2012     S.d. 29/02/2012
c.       Tahap pengolahan data       : Mulai Tgl. 01/03/2012     S.d. 07/03/2012
d.      Tahap Analisis data            : Mulai Tgl. 08/03/2012     S.d. 08/03/2012
e.       Pembuatan laporan             : Mulai Tgl. 08/03/2012     S.d. --/06/2012

Bojonegoro,  08 Maret 2012.
Disetujui :
Ketua Program Studi PAI
STAI Sunan Giri Bojonegoro
Tanggal :




M. JAUHARUL MA’ARIF, M.Pd.I



Mahasiswa Peneliti,




UMI LUTFATIN



[1] Tholib Kasan, Dasar-dasar Pendidikan, Studia Press, Jakarta,2009, hal. 15.
[2] Ibid, hal. 16.
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006, hal. 62.
[4] Hartati Sukirman, dkk., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, UNY Press, hal. 66.
[5] Ahmad Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah, Dewantara, Bandung, 1995, hal. 45.
[6] R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal.30.
[7] Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Armico, Bandung, 1986, hal. 208.
[8] Sujarwas, M.Sc, Teknologi pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1984, hal. 196.
[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rhineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 130.
[10] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1985, hal. 70.
[11] Ibid., hal.104.
[12] Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hal. 19.
[13] Ibid.
[14] Ibid., hal.102.
[15] Kartini Kartono, Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1980, hal. 142.
[16] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 64.
[17] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hal. 69.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar