Cari Blog Ini

Minggu, 11 Maret 2012

Fawatihus suwar

BAB I
PENDAHULUAN

A .Latar Belakang
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan nikmat kepada kita semua dan shalawat beserta salam senantiasa kita curahkan kehadirat nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang setia pada sunahnya sampai ahkir jaman Amin ya rabbal ‘alamin.
Allah swt menurunkan al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia yang didalamnya menjelaskan segala sesuatu dan tidak akan pernah sesat orang nyang menjadikan nya sebagai pedoman bagi kehidupan sehari-hari.maka seyogianyalah setiap orang islam harus senantiasa mempelajari dan mengkaji apa-apa nyang ada didalamnya karena semakin banyak kita mengkaji al-qur’an maka akan semakin banyak kita menemukan khazanah keilmuan yang ada didalamnya serta hikmah-hikmah nyang belum kita dapat sebelumnya.maka dalam makalah yang singkat ini kami selaku pemakalah akan mencoba menjelaskan sebagian kecil dari ulumul qur’an nyang berkisar tentang fawatih al-suwar ada poin-poin nyang akan kami ketengahkan sebagai berikut:
Ø Pegertian fawatih al-suwar
Ø Macam-macam fawatih al-suwar
Ø Pendapat ulama tentang fawatih al-suwar
Ø Urgensi mempelarari tentang fawatih al-suwar
Dalam makalah yang singkat ini masih banyak terdapat kekurangan itu disebabkan karena keterbatasan kami selaku pemakalah maka kami mohon ma’af serta keritik dan saran sangat kami harapkan dari teman-teman demi untuk perbaikan makalah ini, dan akhir dari segalanya kami serahkan kepada Allah swt mudah-mudahan makalah ini dapat bermanpa’at Amin ya rabbal ‘alamin.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengrtian Fawatih al-Suwar
Secara bahasa, fawatih al-suwar adalah pembukaan-pembukaan surat yang terdapat dalam al-qur’an, karena posisinya terletak diawal surat dalam al-qur’an. Seluruh surat dalam al-qur’an di buka dengan sepuluh macam pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut. Setiap macam pembukaan memiliki rahasia tersendiri sehingga sangat penting untuk kita pelajari.
Diantara pembuka surat itu diawali dengan huruf-huruf terpisah (al-Ahruf al-Munqata’ah). Dan orang sering mengidentikan dengan fawatih al-suwar. Dan diantara ulama yang mengidentikannya adalah Manna Khalil al-Qathan dalam karya nya ‘‘Mabahis Fi Ulum al-Qur’an’’ padahal huruf al-Muqaththa’ah bagian dari fawatih al-suwar.

B. Macam-Macam fawatih al-suwar.
Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang fawatih al-suwar dalam al-Qur’an, diantaranya adalah imam al-Qasthalani, beliau membagi kepada sepuluh macam. Sementara ibnu Abi al-Isba juga telah melakukan penelitian dan beliau membagi kepada lima macam saja.  dan dalam pembahasan ini kami akan mengetengahkan pendapat al-Qasthalani : Adapun sepuluh macam menurut beliau adalah:

1. Pembukaan pujian kepada Allah swt.
Pujian kepada Allah ada dua macam yaitu:
a. menetapkan sifat-sifat terpuji (الاءثبات الصفات الماض). Dengan manggunakan lafaz yaitu:
1). Memakai lafaz hamdalah yakni dibuka dengan الحمد لله yang terdapat dalam lima surat.
2). memakai lafaz تبارك  terdapat dalam dua surat.
b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (تشبح عن صفات نقص) dengan menggunakan lafaz tasbih (يسبح, سبح, سبح, سبحن). Sebagai mana terdapat dalam tujuh surat.
2. Pembukaan dengan panggilan (الا ستفتح بنداء)
Nida disini ada 3 macam, yaitu Nida untuk nabi, misalnya (ياايها النبي) terdapat dalam tiga surat. Nida untuk Mukminin (ياايها الذين امنوا) terdapat tiga surat. Dan Nida untuk manusia (ياايها الناس) terdapat dalam dua surat .
3. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus (الا ستفتح بالاحرف المنقطعه)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 surat tanpa diulang yaitu: ا, ى, ه, ن, م, ل, ق ,ع, ط, ص, س, ر,ح. Penggunaan huruf-huruf di atas dalam fawatih al-Suwar disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Terdiri dari satu huruf, terdapat dalam tiga surat yakni ص (QS.Shad),ق (QS.Qaf), dan ن (QS, Qalam).
b.Terdiri dari dua huruf, terdapat dalam 10 surat, 7 surat dinamakan Hawamim(surat-surat yang dibuka dengan Hamim), yakni: (QS, Al-Mukmin,Al-fussilat, Al-surra, Al- Zuhruf, Al- Dukhan, Al- Jatsiah, Al- Ahqaf), طه (QS, Taha), طس (QS, Naml) يس (QS, Yasin).
c.Terdiri dari tiga huruf, enam surat dimulai dengan الم yaitu: (QS, Al-Baqarah, Al- Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum, Lukman, dan Al-Sajdah), lima surat dimulai denganاالر yaitu: (QS, Yunus, Hud, Ibrahim, Yusuf dan Al-Hijr), dan dua surat dimulai denganطسم yaitu: (QS, Qashash dan Asy-Syuaro).
d..Terdiri dari empat huruf yaitu: المر (QS, Al-Ara’ad) dan المص (QS, Al-A’raf).
e. Terdiri dari lima huruf yaitu: كهيعص (QS, Maryam), dan حم عسق (QS, Al-Syuara).

4. Pembukaan dengan sumpah (الاءتتفناح بقسام)
Terdapat dalam 16 surat dibagi kepada tiga bagian sebagai berikut:
a.    Sumpah dengan benda angkasa misalnya: والنجم (QS, An-Nazm), والسماء والطارق (QS, Ath-Thariq), dan lain-lain.
b.    Sumpah dengan benda bawah misalnya: والتين (QS, At-Tin), والعديت (QS, Al_’Adiyat), dan lain-lain
c.    Sumpah dengan waktu misalnya: والعصر (QS, Al-Ashr), واليل (QS, Al-Lail), dan lain-lain.
5. Pembukaan dengan kalimat (jumlah) Khabariah ada 23 surat dan dibagi dua macam sebagai berikut:
a. Jumlah ismiyah, jumlah ismiyah menjadi pembuka surat yang terdiri dari 11 surat yaitu: براءة من الله ورسوله (QS, At-Taubat), سورة انزلناها وفرضناها (QS, An-Nur).
b. Jumlah fi’liyah, jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat terdiri dari 12 surat yaitu: يسئلونك عن الانفال (QS, Al-Anfal), قد افلح المؤ منون (QS, Al-Mukminun) dan lain-lain.
6. Pembukaan dengan Syarat (الاءستفتاح با لشرط)
Terdiri dari tujuh surat misalnya اذالشمس كورت (QS, At-Takwir).اذالسماء انفطرت (QS, Al Inpithar) dan lain-lainnya.
7. Pembukaan dengan kata perintah.
Adapun pembukaannya terdiri dari enam surat yaitu: dengan kata اقرا dalam surat Al-Alaq, dan dengan kata قل dalam surat al-Jin, al-Kfirun, al-Falaq, dan al-Annas.
8. Pembukaan dengan pertanyaan.(al-Istiftah bil Istifham).
Bentuk nya ada dua dan terdapat empat surat dalam al-Qur’an. Yaitu:
a.    Pertanyaan fositif misalnya: هل اتي علي الانسان (QS. Ad-dahr).
b.    Pertanyaan negatif misalnya: الم نشرح لك صدرك (QS, Al-Insyirah).
9. Pembukaan dengan do’a
Ada tiga surat didalam al-Qur’an. Misalnya:ويل للمطففين (QS, Al-Muthaffifin).
10.Pembukaan dengan alasan (al-Istiftah bit-Ta’lil).
Ada satu surat didalam al-Qur’an. Misalnya لايلف قريش (QS. Al-Qurais).

C. Pendapat Ulama Tentang Fawatih al-Suwar.
Para ulama banyak yang membicarakan masalah ini diantara mereka ada yang berani menafsirkan nya, yang mana huruf-huruf itu adalah rahasia yang Allah saja yang mengetahuinya. Ada pun penafsiran ulama itu adalah sebagai berikut:
1.    As-Suyuti menukil pendapat ibnu Abbas tentang hurup tersebut adalah sebagai berikut: diantaranya: الم berarti الله اعلم انا yang berarti hanya aku yang paling tahu kemudian المص yang berarti A’lamu wa Afshilu yaitu hanya aku yang paling mengetahui dan yang menjelaskan suatu perkara, sedangkan المر berarti Ana Ara yang berarti aku melihat. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas bahwa makna كهيعص yaitu Kaf dari kata Karim yang berarti mulia, Ha adalah Hadin yang berarti memberi petunjuk, Ya adalah Hakim yang berarti yang maha bijaksana, Ain yaitu Alim yang berarti yang maha mengetahui, dan Shad yaitu Shadiq yang berarti yang maha Benar. dan sebagainya.Dikatakan bahwa pendapat ini hanyalah dugaan saja. kemudian As-Suyuti menerangkan bahwa hal itu merupakan rahasia yang hanya Allah swt sendiri yang mengetahuinya.
2.    Az- Zarkasyi berkata dalam tafsirnya ‘al-Qassyaf tentang huruf-huruf itu bahwa di dalamnya terdapat beberapa pendapat yaitu: merupakan rahasia Allah yang hanya Allah sendiri nyang mengetahuinya. Atau merupakan nama surat, dan sumpah Allah swt dan supaya dapat menarik perhatian orang yang mendengarnya.
3.    Al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan peringatan bagi nabi, mungkin pada saat itu beliau dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh Jibril untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
4.    As-sayyid rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam surat fushilat ayat 26.
5.    Ulama salaf berpendapat bahwa ‘‘Fawatih al-Suwar’’ telah disusun semenjak jaman azali, yang demikian itu melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkan seperti al-Qur,an.
Oleh karena I’tiqad bahwa huruf-huruf itu telah sedemikian daari azalinya, maka banyaklah orang yang telah berani menafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf tersebut.

D. Urgensi mempelajari tentang Fawatih as-Suwar
Banyak sekali urgensi yang kita dapat dalam mengkaji Fawatih al-Suwar. Adapun sebagian dari urgensinya sebagai berikut:
Sebagai Tanbih( peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik bagi nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidapan ini.
Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalam fawatih as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia-rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahuinya.
Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan cara beriman dan beramal shaleh dan menambah keyakinan kita bahwa al-Qur’an itu adalah benar-benar kalam Allah swt.
Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur,an terutama bagi kaum mislimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad. dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah swt.

E. Khawatim al-Suwar
Sebagaimana pembuka surat, penutup surat pun memiliki keindahan tertentu. Alasannya, penutup surat merupakan akhir kesan yang didengar (dibaca) dari surat yang bersangkutan. Oleh karena itu, penutup surat memuat kandungan yang sarat dengan makna.
1.    Pengertian Khawatim Al-Suwar
Khawatim merupakan bentuk jamak dari kata khatimah, yang berarti penutup atau penghabisan. Secara bahasa, khawatim al-suwar berarti penutup surat-surat Al Qur’an. Menurut istilah khawatim al-suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surat-surat al Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan sehingga merangsang untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan sesudahnya.

2.   Macam Khawatim Al-Suwar
Imam As Suyuthi dalam membahas khawatim al-suwar tidak begitu rinci sebagaimana menerangkan fawatihus suwar. Ia menerangkan beberapa bentuk term sebagai penutup dari surat-surat tersebut. Di situ diterangkan bahwa penutup surat diantaranya berupa : do’a, wasiat faroidl, tahmid, tahlil, nasihat-nasihat, janji dan ancaman, dll.
Menurut sementara penelitian terhadap penutup surat-surat al Qur’an sedikitnya fawatihus suwar ada 18 macam, yaitu :
a.    Penutup dengan mengagungkan Allah (At Ta’dzim) terdapat dalam 17 surat, yaitu : 1). Q.S. Al Maidah, 2). Al Anfal, 3). Al Anbiya, 4). An Nur, 5). Lukman, 6). Fathr, 7). Fushilat. 8). Al Hujurat, 9). Al Hadid, 10). Al Hasyr, 11). Al Jum’ah, 12). Al Munafiqun, 13). At Thaghabun, 14). At Thalaq, 15). Al Jin, 16). Al Mudatsir, 17). Al Qiyamah, dan 18). At tin.
b.    Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih, terdapat dalam 6 surat, yaitu : 1). Q.S. al A’raf, 2). Hud, 3). Al Hijr, 4). At Thur, 5). An Najm, dan 6). Al ‘Alq.
c.    Penutupan dengan pujian (at Tahmid).[10] Terdapat dalam 11 surat. Yakni : 1). Q.S. Al Isra, 2). An Naml, 3). Yasin, 4). As Shaff, 5). As Shafat, 6). Az Zumar, 7). Al Jatsiyah, 8). Ar Rahman, 9). Al Waqi’ah, 10). Al Haqqah, dan 11). An Nashr.
d.    Penutupan dengan do’a, terdapat dalam 2 surat, yaitu : 1) Q.S. Al Mu’minun, 2). Al Baqoroh.
e.    Penutupan dengan wasiat, terdapat dalam 7 surat, yaitu : 1). Ar Rum, 2). Ad Dukhan, 3). As Shaff, 4). Al A’la, 5). Al Fajr, 6). Ad Duha, 7). Al ‘Ashr.
f.    Penutupan dengan perintah dan masalah taqwa, terdapat dalam Q.S. Ali Imron, An Nahl, dan Al Qomar.
g.    Penutupan dengan masalah kewarisan, terdapat dalam Q.S. An Nisa.
h.    Penutupan dengan janji dan ancaman, di antaranya terdapat dalam Q.S. Al Mujammil, Al Humazah, dll.
i.    Penutupan dengan hiburan bagi Nabi saw., terdapat dalam Q.S. Al Kautsar, Al Kafirun, dll.
j.    Penutupan dengan sifat-sifat Al Qur’an, seperti dalam Q.S. Yusuf, Q.S. Shad, dan Q.S. Al Qolam.
k.    Penutupan dengan bantahan (al jadl), terdapat dalam Q.S. Ar Ra’d.
l.    Penutupan dengan ketauhidan, terdapat dalam Q.S. At Taubah, Q.S. Ibrahim, Q.S. Al Kahfi, Q.S. Al Qashash, dll.
m.    Penutupan dengan kisah, terdapat dalam Q.S. Maryam, at Tahrim, ‘Abasa, dan Al Fil.
n.    Penutupan dengan anjuran jihad, terdapat dalam Q.S. Al Haj.
o.    Penutupan dengan perincian maksud, seperti terdapat dalam Q.S. Al Fatihah, As Syu’ara, At Takwir, dll.
p.    Penutupan dengan pertanyaan, seperti dalam Q.S. Al Mulk dan Al Mursalat.

F. Kaitan Fawatihus suwar dan Khawatimus suwar
Al Qur’an memang benar-benar wahyu dari Allah SWT. Yang mengandung mukjizat ditinjau dari berbagai segi, termasuk dengan pembuka dan penutup surat-surat yang para ulama berusaha mengungkap rahasia-rahasia di balik itu semua.
Menurut Ahli bayan dari segi balaghah, fawatihus suwar merupakan husnul ibtida karenanya kalimat pertama merupakan kalimat yang akan mempengaruhi hati si pendengar, sebagai kesan pertama. Begitu juga dalam Khawatim, dengan penutup yang indah akan memberikan kesan yang indah yang akan membuat si pendengar penasaran ingin mendengarkan selanjutnya. Kata As Suyuthi dengan sampainya pada penutup surat, pembaca sangat puas atas uraian yang telah dikemukakan oleh surat bersangkutan sehingga tidak ada perasaan heran yang tersisa.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa di antara Fawatihus suwar adalah huruf-huruf muqoto’ah yaitu huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan : Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang fawatihus suwar (al ahruful muqoto’ah) :
Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, sebagaimana pendapat Abdurrhman bin Zaid bin Aslam.
Golongan yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
Golongan yang berpendapat bahwa ia itu adalah nama dari nama-nama Allah Ta’ala. Pendapat ini dikemukakan oleh Salim bin Abdullah dan As Sudy yang bersumber dari Ibnu Abbas dengan menerangkan alif laam miim dengan alif (Ana) lam (Allah), mim (a’lamu).
Ar Razi mengutip pendapat Abul Aliyah yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu isyarat mengenai masa keberadaan kaum yang diterangkan dalam surat tersebut. Misalnya alif masa satu tahun lam 30 tahun dan min 40 tahun.
Menurut Al Hubbi, awal surat yang berupa merupakan bentuk peringatan kepada Nabi SAW. Dikatakan bahwa Allah mengetahui bagian-bagian waktu yang nabi sebagai seorang manusia kadang sibuk. Maka dari itu Jibril menyampaikan Firman Allah seperti alif lam min dengan suara Jibril, supaya nabi menerima dan memperhatikannya.
Dr. Nashr Hamid menerangkan, "apabila dikoleksi pendapat-pendapat mengenai huruf-huruf muqoto'ah maka akan mencapai tiga belas ta'wil. Dan masing-masing ulama tidak dapat memaksakan pendapatnya pada satu pendapat".
Dalam Kitab Al Qowaidul Hisan fit Tafsiril Qur’an disebutkan Allah SWT. menutup ayat-ayat-Nya dengan Al Asmaul Husna dengan tujuan menjelaskan bahwasanya hukum yang disebutkan dalam surat tersebut berkaitan dengan Nama-Nya. Selanjutnya di dalam kitab tersebut disebutkan kalau kita mencermati ayat-ayat yang diakhiri dengan Asmaul Husna, kita akan mendapati bahwasanya syari’at, perintah dan makhluk semuanya berasal dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yang kita terikat dengannya.
Ada keserasian yang mendalam antara pembuka, ayat setelahnya bahkan dengan penutup surat yang bersangkutan. Sebagai contoh di dalam surat al-fatihah ada ayat yang berbunyi :

     
Artinya : “Tunjukilah Kami jalan yang lurus”.

Ayat di atas mengandung permohonan untuk memperoleh hidayah. Dalam surat al-Baqoroh, Allah SWT. Mengabulkan permohonan tersebut dengan membuka dengan tiga huruf yang terpotong-potong disambung dengan ayat keduanya yang menerangkan bahwa petunjuk yang dipinta itu adalah al-Qur’an yang tidak diragukan lagi. Selanjutnya diterangkan berbagai aturan-aturan yang harus dijalankan. Maka sebagai manusia yang lemah, maka Allah menuntun kepada kita di akhir surat al-Baqoroh itu dengan do’a, permohonan agar jangan diberi beban yang terlalu berat, agar dikuatkan dalam melaksanakannya, dan agar diberi pertolongan dalam mengemban tugas tersebut dari gangguan-gangguan orang-orang yang tidak suka petunjuk Allah tegak di muka bumi ini.

E. Nilai-nilai pendidikan dalam Fawatihus suwar, Khawatimus suwar.
Kondisi peserta didik bermacam ditinjau dari berbagai sisi. Oleh sebab itu perlu diadakan pendekatan-pendekatan dan metode-metode yang mengantarkan peserta didik sampai pada tujuan yang ingin ia capai. Dalam Fawatihus suwar dan khawatimus suwar kita dapat menemukan formula-formula dalam metode didaktik.
Di dalam Fawatih dan Khawatim, kita dapat mempelajari bagaimana tekhnik membuka dan menutup suatu pelajaran.
Appersepsi yang berarti menafsirkan buah pikiran dikenal dalam dunia pendidikan sebagai prakondisi sebelum siswa masuk pada materi pembelajaran. Menurut Herbart, Appersepsi adalah memperoleh tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Disini terjadi asosiasi antara tanggapan yang baru dengan yang lama. Appersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu.
Dalam kaitannya dengan fawatih, salah satu pendapat bahwa huruf muqoto'ah adalah membangkitkan minat orang-orang Arab untuk memperhatikan apa kelanjutan dari huruf-huruf tersebut.
Dalam Fawatih dan Khawatim terdapat model pertanyaan. Diungkapkan oleh S. Nasution, bahwa pertanyaan itu penting di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan, kesangsian, keragu-raguan adalah sumber aktivitas mental. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong anak untuk berpikir dan belajar. Selanjutnya beliau menerangkan sebelas fungsi dan tujuan pertanyaan di antaranya :
1.    Membangkitkan minat untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk mempelajarinya;
2.    Mengubah pendirian, kepercayaan atau prasangka yang tak sesuai.

Dalam proses belajar mengajar ada komponen yang tidak kalah pentingnya yaitu evaluasi. Evaluasi yaitu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu, atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Salah satu contoh dari Khawatimus suwar, perhatikan akhir surat berikut :
         •  

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?" (Q.S. al-Mulk :30)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah :
    Fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka surat, karena posisinya di awal surat dalam al-quran menurut al-Qasthalani seluruh surat dalam al-quran dibuka dengan sepuluh macam pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut, sedangkan menurut Ibnu abi al-Isba’ hanya lima macam saja
    Para ulama berpendapat bahwa huruf-huruf fawatih as-suwar itu secara umum telah sedemikian azali maka banyak ulama yang tidak berani menafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap makna huruf-huruf tersebut.
    Adapun urgensi mempelajari fawatih as-suwar itu secara pokok adalah bagaimana supaya bertambah keimanan kita dan keyakinan kita terhadap kebenaran ayat-ayat Allah swt. Dan menjadi pedoman dalam kehidupan kita.
    Al Qur'an memang benar-benar wahyu Allah SWT.
    Dalam membuka dan menutup surat-surat, Allah SWT.
    Menggunakan beberapa metode yang dapat diformulasikan sebagai metode didaktik Allah kepada Nabi Muhammad dan kepada umat-Nya.




DAFTAR PUSAKA
    Al-Quranul karim
    As suyuti, Jalaluddin, al-Itqon Fi Ulum al-Quran, Dar al-Fikri. Beirut.
    Ash-Shidiqi, Hasby, Ulum al-Qur’an, Pustaka Rizki putra, Semarang. 2002.
    As-Shoburi, M. Ali, at-Tibyan Fi Ulumil Qur’an.
    Ahmad Rofi’I dan Ahmad Syadali, Ulum al-Quran , Bandung, CV Pustaka Setia, 2000.
    Supian dar Karman, Ulumul al-Qur’an , Bandung, Pustaka Islami, 2002.
    Chirzin, Muhammad,  Al Qur’an dan Ulumul Qur’an, Yogya, Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.
    Az Zarkasyi, Al Burhan fi ulumil Qur’an, CD Rom Maktabah Syamilah, Juz I.
    Manna’ul Qoththon, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an, Bogor, Litera Antar Nusa, 1992.
    Alawy bin, Muhammad, Zubdah al Itqon fi ulumil Qur'an, Bandung, Pustaka Setia, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar