MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
ALIRAN KLASIK DAN ALIRAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Oleh :
M.
LUTFIYANTO
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI)
SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, karena dengan taufik dan
rahmatNyalah Makalah ini dapat kami selesaikan penyusunannya sehingga
diharapkan dapat membantu para mahasiswa, dosen pembimbing, Segenap karyawan STAI dan pembaca umumnya.
Kami Yakin bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, kami mengharapkan kepada
dosen dan pembaca umumnya untuk memberikan saran dan
kritik dalam rangka menyempurnakan makalah ini, untuk
itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
Bojonegoro, 11
Januari 2012
Penyusun
Daftar Isi
Halaman
Judul
Kata
Pengantar-2
Daftar Isi-3
BAB I
PENDAHULUAN-4
A. Latar Belakang-4
BAB II
PEMBAHASAN-5
A. Aliran
Pendidikan Klasik-5
B. Aliran-aliran
baru dalam pendidikan-7
BAB III
PENUTUP-10
DAFTAR
PUSTAKA-11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidika adalah sarana untuk mencapai sebuah arti kedewasaan. Pendidikan juga berarti bahwa sebuah
proses tertentu untuk mencapai hasil tertentu Untuk itu perlu kita
ungkapkan aliran-aliran klasik maupunyang baru
dalam pendidikan.
Dalam makalah singkat ini
Insya Allah akan dibahas sedikit banyak aliran-aliran dalam pengembangan
pendidikan islam. Untuk mengungkapkan kembali segi-segi yang berhubungan
dengan pengajaran pendidikan islam. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya mayoritas pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aliran Pendidikan Klasik
1. Aliran
empirisme
Aliran ini
ditokohi oleh John Locke (Inggris: 1632-1704) dengan teorinya ”Tabula rasa”.
Menurut aliran ini manusia itu dilahirhan putih bersih seperti kertas putih,
artinya tidak membewa potesi apa-apa. Perkembangan selanjutnya tergantung pada
pendidikan dan lingkungan. Pendidik memegang peranan pentingbdengan menyediakan
lingkungan pendidikan yang akan diterima oleh anak sebagai pengalaman (empiri).
Guru dan orang tua paling menentukan hasil pendidikan. Pendidikan dibentuk oleh
pengalaman, bukan tergantung dari dasar diri anak. Locke menyarankan bahwa guru
dan orang tua berperan sebagai model, menunjukkan kwalitas tingkah laku yang
baik . Anak-anak harus ditunjukkan tentang dunia sebagaimana adanya =, termasuk
kejelekan dan bahaya sehingga akan menyadari apa yang harus dihindari dan apa
yang harus dicapai.
2. Aliran
nativisme
Aliran ini
ditokohi Schopenhauwer(Jerman: 1788-1860) berpendapat bahwa berpendapat bahwa
manusia dilahirkan dengan potensi-potensi yang sudah jadi, sehingga faktor
pendidikan dan lingkungan tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak
Potensi yang dibawa sejak lahir sepenuhnya akan mempengaruhi perkembangan anak,
yang baik akan menjadi baik dan yang jelek akan menjadi jelek. Aliran ini
berpendapat sekalipun diperlukan pendidikan , pendidkan tersebut hanya
bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
3. Aliran
naturalisme
Tokoh aliran
ini adalah J.J Rousseau(Perancis : 1712-17778). Menurut aliran ini manusia itu
pada waktu lahir mempunyai pembawaan baik. Karena pada dasarnyamanusia baik
maka biarkanlah berkembang sesuai perkembangan alam. Anak-anak harus dididik
sesuai dengan alamnya. Jangan dididik seperti orang dewasa menurut
ukuran-ukuran orang dewasa. Tindakan terbaik yang dapat dilakukan orang tua dan
guru bagi anak ialah membiarkannya untuk memperoleh kesenangan dan pilihannya
secara alamiah. Hukum yang mutlak bagi pendidikan masa anak-anak ialah tidak berbuat
sesuatu terhadap mereka, membiarkan mereka bersama alam ialah tindakan
belajar-mengajar.
4. Aliran
konvergensi
Tokoh aliran
ini William Stern (Jerman: 1871-1939) yang berpendapat bahwa anak sejak lahir
telah membawa pembawaan atau potensi-potensi, namun dalam perkembangan
selanjutnya ditentukan bersama baik oleh pembawaan maupun lingkungan atau
pendidikan. Konvergensi dalam teori pendidikan berarti bertemunya bakat dan
pengaruh lingkungan sehingga apa yang kita lihat pada anak merupakan pertemuan ini.
Aliran konvergensi mempertemukan pandangan nativisme dan empirisme. Pembawaan
tidak akan berkembang dengan baik manakala tidak ada dukungan pendidikan dan
atau lingkungan. Sebaliknya pendidikan dan atau lingkungan tidak akan berhasil
dengan baik manakala pada diri anak tidak ada pembawaan yang mendukungnya.
B.
Aliran-aliran baru dalam pendidikan
Di dalam
perkembangan pendidikan dewasa ini dapat kita adentifikasi lima aliran besar
yaitu:
1. Aliran
fungsionalisme
Tokoh aliran
ini adalah Durkheim dan Parsons. Aliran fungsionalisme berpendapat fungsi
pendidikan masa kini adalah transmisi kebudayaan dan mempertahankan tatanan
sosial yang ada. Masa depannya mempersiapkan dengan mengajarkan fungsi-fungsi
dalam masyarakat masa depan.
2. Aliran
kulturalisme
Tokoh aliran
ini adalah Brameld dan Ki Hajar Dewantara. Aliran ini melihat fungsi pendidikan
mas kini sebagai upaya untuk merekonstruksi masyarakat. Masyarakat
mempunyaimaslah-masalah yang dihadapi dan upaya pendidikan adalah untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut seperti identites bangsa, benturan
kebudayaan, preservasi dan pengembangan budaya. Fungsi pendidikan adalah menata
masyarakat berdasarkan budaya yang universal dengan berdasarkan budaya lokal
yang berkembang ke arah kebudayaan nasional dan kebudayaan global seperti
TRIKON dari Ki Hajar Dewantara.
3. Aliran
Kritikal
Freire
menggarisbawahi bahwa dalam pendidikan terdapat tiga unsur fundamental yakni;
pengajar, peserta didik dan realitas dunia (Mansour Faqih, Roem Topatimasang,
Toto Rahardjo : 2001 : 40) Hubungan antara unsur pertama dengan unsur kedua
seperti halnya teman yang saling melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya
tidak berfungsi secara struktural formal yang nantinya akan memisahkan
keduanya. Bahkan Freire menengarai bahwa hubungan antara pengajar dan peserta
didik yang bersifat struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya
bank” (banking concept of education).
Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan sebagai subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama-sama berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya mewakili dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya. Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari” (cognizable). Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu manusia dalam konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek aktif. Manusia kemudian belajar dari realitas sebagai medium pembelajaran.
Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan sebagai subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama-sama berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya mewakili dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya. Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari” (cognizable). Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu manusia dalam konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek aktif. Manusia kemudian belajar dari realitas sebagai medium pembelajaran.
4. Aliran
interpelatif
Tokoh aliran
ini Bernstein. Menurut aliran ini tugas pendidikan adalah mengajarkan berbagai
peran dalam masyarakat melaui program-program dalam kurikulum. Sedangkan untuk
masa depan pendidikan berfungsi menghilangkan berbagai bias budaya dan
kelas-kelas sosial yang membedakan antar kelompok elit dan rakyat jelata yang
miskin.
5. Aliran
Modern
Tokoh aliran
ini adalah Derrida, Foucault, Gramsci. Bagi mereka fungís pendidikan masa kini
adalah transmisi ilmu pengetahuan dan tekologi, sedangkan masyarakat masa depan
perlu menghargai kebhinekaan dan keragaman pendapat. Fungís pendidikan ahíla
membina pribadi-pribadi yang bebas merumuskan pendapat dan menyatakan
pendapatnya sendiri dalam berbagai perspektif. Individu yang diinginkan adalah
individu yang kreatif dan berfikir bebas termasuk berpikir produktif.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari aliran-aliran pendidikan di
atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik Sebab
pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada
saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran
sendiri.Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah
pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran
empirismo, (2) aliran Nativismo, (3) aliran naturalismo, dan (4) aliran
konvergensi. Pada dasarnya aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu
kesamaan ialah pemberdayaan individu. Inilah inti dari masyarakat pedagogik.
Inilah inti dari masyarakat pedagogik. Sudah tentu aliran-aliran pedagogik di
atas mempunyai keterbatasan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Lapp,
Diane et al. 1975. Teaching and learning: Philisophical, Psychological
Curricular Application. New York: Macmillan Publihing Co., Inc.
2.
Sulistyono, T. 2003 Wawasan Pendidikan , JakartabDit. PLP. Ditjen Dikdasmen
Depdiknas
3. http :
//www. Sekolah Indonesia. Com / sedev/ New Detail Artikels
4.
Hadiyanto, Dwi Nugroho. 2006. Pemikiran Kependidikan dari Filsafat ke Ruang
Kelas. Jakarta : LEKDIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar